Pages

google ads

Tuesday 2 March 2010

Pasang Stabilizer Setang Buat Ninja 250, Fungsi Sekaligus Trendy

OTOMOTIFNET - Banyak cara agar handling motor makin mantap. Salah satunya memasang stabilizer setang (SS). Cara ini jamak dipraktikkan di besutan kencang, agar tak godek saat kecepatan tinggi. Nah, sekarang sudah ada lo yang khusus untuk Kawasaki Ninja 250R.


“Bukan cuma berguna untuk menjaga kestabilan saat kecepatan tinggi, namun bentuknya juga eye catching nan trendi, jadi sekaligus tampil gaya,” ucap Yose Rizal, pembesut Ninja ‘nopek go’ (250,red) keluaran 2009.

Pembuat SS untuk Ninja 250R kini sudah cukup banyak. “Salah satunya merek GPR (gbr.1) yang dibanderol Rp 4,7 juta,” ujar Joddy Ario, yang menjual part tersebut. Lainnya ada merek Kitaco yang dilabeli Rp 2,5 juta.

Pemasangan peranti ini gak susah. Bagi yang doyan bongkar pasang motor bisa melakukan sendiri. Mau tahu caranya? Yuk, kita praktikkan di motor milik pria yang tinggal di daerah Duren Sawit, Jaktim ini.

Pertama siapkan peralatan; kunci L-6, L-5, kunci ring 12 dan kunci sok ukuran 22 mm. Tentu jangan lupa beli SS-nya dulu, hehehe…


Gbr 1

Gbr 2

Gbr 3

Gbr 4

Sudah komplet? Ayo segera dikerjakan! Langkah pertama mencopot setang kemudi kiri dan kanan pake kunci L-6. Lalu buka baut pengikat sokbreker pake kunci ring 12 mm. Trus, lepas baut komstir dengan kunci sok 22.

Sudah? Karena SS ini berbeda dengan jenis lain, tanpa menggunakan as atau tabung. Pemasangannya pun beda, mesti satu demi satu. Dilanjutkan dengan memasukkan dudukan untuk penahan stabilizer yang dikencangkan satu baut ukuran L-5 (gbr.2).


Gbr 5

Gbr 6
Selanjutnya, pasang lagi segitiga atas berikut setangnya. Jangan lupa baut-bautnya dipasang dan dikencangkan. Lalu, pasang penahannya dengan diikat dua baut yang sama (baut L-5) (gbr.3). Lalu, dudukan stabilizer disatukan dengan baut tengah komstir atau segitiga (gbr.4).

Langkah berikutnya, menyatukan stabilizer ke dudukannya dengan mengencangkan dua baut pada peranti itu. Kalo sudah dipasang, kencangkan juga baut penahan stabilizer-nya pake kunci L-5 (gbr.5).

Terakhir setel kekerasan setang kemudi sesuai gaya mengendarai, dengan memutar setelannya. “Ke kiri akan terasa lebih enteng, kalo ke kanan kebalikannya (gbr.6),” tutup mekanik yang buka bengkel di Jl. Jatiwaringin Raya No.1A, Bekasi.

Sumber : ototips.otomotifnet.com

Upgrade Performa Honda Revo 100, Dongkrak Jadi 110 cc

OTOMOTIFNET - Honda Revo 100 cc, masih jadi favorit mo­tormania. Maklum, selain tampilan­nya sporti, me­sin juga bandel dan irit. Tapi di balik itu, menurut penggunanya mesin yang digendong kurang nendang.

Sebab jika dibanding motor sekelas, mesin Revo paling imut. Tepatnya hanya 97,1 cc, bandingkan dengan pesaing yang berkisar 110 cc.

Namun tenang, buat meningkatkan performa Revo ternyata tak susah. Sudah dibuktikan Noviandi dari bengkel Blaster, di Perumahan Pamulang Permai I Blok B5 No.6, Pamulang, Banten.

Dengan dana tak sampai Rp 1,5 juta, tenaga meningkat 1,1 dk. Lalu torsi naik 2,27 Nm, dan tercapai pada putaran mesin rendah (4.851 rpm), sangat cocok untuk jalan perkotaan yang stop & go atau yang suka akselerasi cepat. Makin gesit cuy…


Piston Kaze, coakan mesti diperdalam

Karburator Honda Win, Dudukan Sama

Koil berkemampuan tinggi menyumbang kenaikan tenaga

Knalpot pilih yang freeflow

Pengukuran tenaga dan torsi pakai dynamometer merek Sport Devices tipe SP1 milik AHRS di Depok, Jabar. Lalu, apa saja ubahan yang dilakukan mekanik biasa disapa Novi ini? Yuk kupas satu per satu.

Blok & Kepala Silinder

Blok silinder dijamah pertama. Mengejar volume makin besar, piston standar digantikan punya Kawasaki Kaze berdiameter 53 mm. Sehingga volumenya kini jadi 109,2 cc.

Pemasangan tak banyak kendala, hanya perlu memperdalam coakan di kepala piston sebanyak 1 mm agar tak benturan dengan klep.

Kepala silinder dibubut 0,8 mm. “Agar kompresi naik, konsekuensinya harus ‘minum’ BBM dengan oktan minimal 92,” terang mekanik ramah ini.

Lubang masuk dan buang diporting dan polish. Klep tetap pakai standarnya, hanya per yang besar diganti pakai milik Suzuki Shogun 125. “Lebih keras untuk mencegah floating,” lanjutnya.

Noken As

Peranti pengatur waktu dan ang­katan buka-tutup klep ini mengalami sedikit modifikasi. “Bagian pantatnya dibubut 1 mm,” papar mekanik yang mantan pembalap ini. Sayang, Novi tak mengukur durasi kem hasil olahannya.

Karburator


Diganti yang berventuri lebih besar. Namun bukan produk aftermarket, Novi lebih memilih milik Honda Win. Selain venturi lebih besar (18 mm), dudukan juga sama, sehingga intake manifold bisa tetap pakai aslinya. Boks filter pun masih terpasang, hanya busanya dilepas biar plong.

Pengapian

Mengalami ubahan cukup banyak. Pertama sistem diubah jadi DC pakai CDI milik Suzuki Shogun 110 yang sudah terkenal andal dan no-limiter. Konsekuensinya sensor pulser di magnet harus diubah seperti milik Shogun.

“Jadi 14 mm,” jawabnya singkat. Arus yang telah diatur CDI selanjutnya diumpankan ke koil merek Blue Thunder.

Knalpot

Salah satu jurus agar tenaga mak­simal adalah dengan memper­lancar aliran gas buang. Caranya, menggunakan knalpot tipe free flow.

Kopling
Perlu dimodifikasi. Pertama, pa­kai per kopling aftermarket yang berkarakter lebih keras. Kedua, mengubah sistemnya jadi manual.

Part dan jasa


Piston, korter +ring
150.000

karburator
150.000

Knalpot 3D1
250.000

CDI
350.000

Per klep
70.000

Per kopling CLD + ubahan manual
150.000

Koil
165.000

Jasa
200.000

Total
1.485.000

Data performa



standar
Upgrade
Kenaikan
Tenaga
7,3 dk / 8.000 rpm
8,4 dk / 7.055 rpm
1,1 dk
Torsi
7,25 nm / 6.000 rpm
9,25 nm / 4.851 rpm
2,27 nm
Blaster
021-92567094



Sumber : ototips.otomotifnet.com

Upgrade Performa Honda Revo 100, Dongkrak Jadi 110 cc

OTOMOTIFNET - Honda Revo 100 cc, masih jadi favorit mo­tormania. Maklum, selain tampilan­nya sporti, me­sin juga bandel dan irit. Tapi di balik itu, menurut penggunanya mesin yang digendong kurang nendang.

Sebab jika dibanding motor sekelas, mesin Revo paling imut. Tepatnya hanya 97,1 cc, bandingkan dengan pesaing yang berkisar 110 cc.

Namun tenang, buat meningkatkan performa Revo ternyata tak susah. Sudah dibuktikan Noviandi dari bengkel Blaster, di Perumahan Pamulang Permai I Blok B5 No.6, Pamulang, Banten.

Dengan dana tak sampai Rp 1,5 juta, tenaga meningkat 1,1 dk. Lalu torsi naik 2,27 Nm, dan tercapai pada putaran mesin rendah (4.851 rpm), sangat cocok untuk jalan perkotaan yang stop & go atau yang suka akselerasi cepat. Makin gesit cuy…


Piston Kaze, coakan mesti diperdalam

Karburator Honda Win, Dudukan Sama

Koil berkemampuan tinggi menyumbang kenaikan tenaga

Knalpot pilih yang freeflow

Pengukuran tenaga dan torsi pakai dynamometer merek Sport Devices tipe SP1 milik AHRS di Depok, Jabar. Lalu, apa saja ubahan yang dilakukan mekanik biasa disapa Novi ini? Yuk kupas satu per satu.

Blok & Kepala Silinder

Blok silinder dijamah pertama. Mengejar volume makin besar, piston standar digantikan punya Kawasaki Kaze berdiameter 53 mm. Sehingga volumenya kini jadi 109,2 cc.

Pemasangan tak banyak kendala, hanya perlu memperdalam coakan di kepala piston sebanyak 1 mm agar tak benturan dengan klep.

Kepala silinder dibubut 0,8 mm. “Agar kompresi naik, konsekuensinya harus ‘minum’ BBM dengan oktan minimal 92,” terang mekanik ramah ini.

Lubang masuk dan buang diporting dan polish. Klep tetap pakai standarnya, hanya per yang besar diganti pakai milik Suzuki Shogun 125. “Lebih keras untuk mencegah floating,” lanjutnya.

Noken As

Peranti pengatur waktu dan ang­katan buka-tutup klep ini mengalami sedikit modifikasi. “Bagian pantatnya dibubut 1 mm,” papar mekanik yang mantan pembalap ini. Sayang, Novi tak mengukur durasi kem hasil olahannya.

Karburator


Diganti yang berventuri lebih besar. Namun bukan produk aftermarket, Novi lebih memilih milik Honda Win. Selain venturi lebih besar (18 mm), dudukan juga sama, sehingga intake manifold bisa tetap pakai aslinya. Boks filter pun masih terpasang, hanya busanya dilepas biar plong.

Pengapian

Mengalami ubahan cukup banyak. Pertama sistem diubah jadi DC pakai CDI milik Suzuki Shogun 110 yang sudah terkenal andal dan no-limiter. Konsekuensinya sensor pulser di magnet harus diubah seperti milik Shogun.

“Jadi 14 mm,” jawabnya singkat. Arus yang telah diatur CDI selanjutnya diumpankan ke koil merek Blue Thunder.

Knalpot

Salah satu jurus agar tenaga mak­simal adalah dengan memper­lancar aliran gas buang. Caranya, menggunakan knalpot tipe free flow.

Kopling
Perlu dimodifikasi. Pertama, pa­kai per kopling aftermarket yang berkarakter lebih keras. Kedua, mengubah sistemnya jadi manual.

Part dan jasa


Piston, korter +ring
150.000

karburator
150.000

Knalpot 3D1
250.000

CDI
350.000

Per klep
70.000

Per kopling CLD + ubahan manual
150.000

Koil
165.000

Jasa
200.000

Total
1.485.000

Data performa



standar
Upgrade
Kenaikan
Tenaga
7,3 dk / 8.000 rpm
8,4 dk / 7.055 rpm
1,1 dk
Torsi
7,25 nm / 6.000 rpm
9,25 nm / 4.851 rpm
2,27 nm
Blaster
021-92567094



Sumber : ototips.otomotifnet.com