Pages

google ads

Friday 26 November 2010

Uji Kemampuan Prototipe Piggyback Yamaha V-Ixion

OTOMOTIFNET - Motor injeksi didesain pintar, semua hal yang berkaitan dengan pembakaran diatur ECU. Baik suplai bahan bakar maupun pengapian diatur presisi. Sehingga efisiensinya tinggi.

Namun di balik kecanggihannya itu, ternyata merepotkan bagi yang doyan otak-atik motor. Lantaran sulit saat akan dibikin kencang, meskipun mesin sudah dikorek namun suplai bahan bakar dan pengapian tetap terprogram ECU.

Misal saat akan memperbanyak bensin, jika di motor berkarburator tinggal memperbesar ukuran spuyer. Nah jika di sistem injeksi lebih rumit. Memang bisa sedikit diatasi dengan setting ulang CO dengan FI-Diagnostic Tool. Namun cara ini tak praktis, dan alatnya hanya dimiliki bengkel resmi.

Nah makanya perlu alat penipu, atau yang biasa disebut piggyback. Peranti ini berfungsi untuk menipu sinyal dari sensor sebelum masuk ECU, sehingga suplai bensin bisa diset secara gampang mau dibikin miskin (lean) atau kaya (rich).

Di pasaran memang belum ada yang menjual khusus V-Ixion. Namun tak lama lagi hadir buatan Koso. “Saat ini masih riset, nanti awal 2011 akan diedarkan,” terang Koh Awi, pemegang merek Koso. Harganya dipastikan di bawah Rp 1 juta.


Pmasangan secara seri pada kabel MAP sensor

Meskipun masih prototype, OTOMOTIF berkesempatan mencobanya. Biar afdol sekalian dilakukan pengukuran pakai dynamometer milik PT Global Motorindo, sehingga perubahan performa benar-benar terukur secara real.

Oh iya, piggyback buatan Koso ini didesain simpel. Hanya kotak kecil dengan 4 kabel, di bodinya terdapat garis-garis menunjukkan tingkat suplai bensin. Di tengahnya ada LED biru yang menunjukkan bahwa alat sudah bekerja.

Pemasangannya gampang. “Sambung secara seri pada kabel MAP sensor,” terang Fidelis, salah satu mekanik spesialis V-Ixion yang dipercaya melakukan riset.

Berarti memutus kabel pink setrip putih yang akan masuk ECU. Kabel putih sambung ke yang masuk kabel bodi, yang kuning sambung ke yang masuk ECU. Sedang kabel merah masuk ke arus positif, kabel hitam ke ground.

Nah bagaimana hasilnya? Saat kondisi standar tenaga V-Ixion terukur 13,1 dk/8.412 rpm dan torsi 11,56 Nm/7.408 rpm. Setelah dipasang, berdasarkan hasil uji coba Fidel, knop diposisikan paling miskin (lean).

Hasilnya cukup mengagetkan karena tenaga naik jadi 13,5 dk/8.722 rpm sedang torsi 11,86 Nm/7.389 rpm. Kemudian naikkan posisi lebih kaya satu strip, tenaga kembali naik menjadi 13,7 dk/8.591 rpm dan torsi 11,96 Nm/7.543 rpm.

Ingin tahu bagaimana hasilnya jika dibikin lebih kaya, kali ini coba langsung naik 2 step. Wah ternyata tenaga malah turun, menjadi 13,4 dk/8.543 rpm torsi 11,86 Nm/7.556 rpm. “Respon mesin juga lambat, terasa terlalu kebanyakan bensin,” terang Teddy Cong, mekanik yang mengoperasikan dynamometer.

Ditunggu kehadirannya!

Sumber : ototips.otomotifnet.com

Thursday 25 November 2010

Aplikasi Karburator Suzuki Satria FU DI Yamaha Nouvo Z

OTOMOTIFNET - Ada seorang pembaca yang mengeluh soal performa dapur pacu Yamaha Nouvo Z miliknya yang bermasalah. Yakni tarikan motor terasa lambat dan ada gejala mbrebet. Kecurigaan Adhe, sumber masalah datang dari sistem auto choke di karburator yang tidak bekerja dengan baik.

“Saya sempat tanya ke mekanik, katanya Nouvo Z memang ada kelemahan di karburator lantaran menganut sistem cuk otomatis. Beberapa temannya menyarankan untuk mengganti karburator pakai punya Suzuki Satria FU. Apa positif dan negatif penggantian karburator tersebut?” tanya Ade via email.


Gbr 1

Gbr 2

Gbr 3

Gbr 4

Oh iya, perlu diketahui terlebih dulu bahwa karburator standar Nouvo Z adalah Mikuni BS25 dengan sistem cuk otomatis. Sementara punya Satria FU adalah Mikuni BS26 dengan sistem cuk model tarik pakai kabel.

Nah, menurut Maman Sugiman, kepala instruktur Hartomo Mechanical Training Center (HMTC) Depok, Jabar, umumnya penggantian karburator berdiamter venturi lebih gede dari standar, bisa memperbaiki atau menambah performa mesin. “Dengan catatan, settingan yang dilakukan pada karburator pengganti itu tepat. Seperti ukuran spuyer, setelan angin dan sebagainya,” terang Boim, sapaan akrabnya.

Namun biasanya penggantian karburator, apalagi yang konstruksinya berlainan kayak punya Satria FU (meski sama-sama tipe BS), butuh ubahan yang tidak sedikit. “Bisa sih bisa, tapi mesti ada beberapa hal yang mesti disesuikan. Antara lain kalau ingin mengaktifkan choke manualnya, mesti tambah mekanisme penarik choke (gbr.1) kayak di Nouvo model lama (Sporty),” ujar Boim.

Selain itu, lantaran diameter luar venturi karburator yang menuju karet intake manifold milik Satria FU lebih besar 3 mm (gbr.2) dari karbu standar (34 mm), maka mau tidak mau mesti memangkas (bubut) sedikit diameter luar venturi tersebut atau menipiskan sedikit diameter dalam karet intake (gbr.3).

Belum cukup sampai di situ, setelah karburator terpasang, giliran memikirkan posisi kabel gas yang terpasang pada karburator. Punya Satria FU, posisi kabel gas pada karburator letaknya di atas sebelah kanan. Sementara bawaan Nouvo/Nouvo Z adanya di samping kiri.

“Kalau pakai karbu Satria FU, mau tak mau mesti cari kabel gas yang ujungnya pakai pipa bengkok (gbr.4). Atau bisa juga diakali pakai selongsong kabel choke punya Nouvo/Nouvo Z sendiri. Itu pun cover dek tengah atas harus dilepas bila tak ingin kabel gas mentok. Agak repot memang,” tukas pria asli Kuningan, Jabar ini.

Masih kata Boim, paling gampang dan tidak butuh ubahan banyak lebih baik pakai saja karbutor Nouvo yang lama (Sporty)."Paling cuma nambah kabel choke dan mekanisme penariknya. Bisa juga choke-nya dinonaktifkan, tapi biar mesin mudah hidup waktu dingin, pilot jetnya ganti yang lebih gede 1 step," tutup pria kelahiran 1982 ini.

Hayo pilih mana?

Sumber : ototips.otomotifnet.com

Wednesday 24 November 2010

Upgrade Performa Suzuki Titan, Paket Hemat Napas Panjang

OTOMOTIFNET - Performa Suzuki Smash Titan 115 cc untuk jalanan harian tergolong mencukupi. Galak dari putaran bawah hingga menengah. Sehingga stop & go di antara kemacetan tak kerepotan, apalagi ditambah handling ringan serta bodi ramping.

Nah biar performa makin mantap, kitiran menengah ke atas mesti dibikin lebih berisi juga. Sehingga jika ketemu jalanan panjang, atau saat akan menyalip kendaraan gandeng, nafas mesin tak habis di tengah-tengah.

Gimana caranya? Gampang, sudah ada kok yang menyiapkan paket hemat upgrade performa. Disiapkan oleh Muhamad Supriyadi, mekanik bengkel Ultraspeed Racing, yang beralamat di Jl. H. Mencong No. 42 Ciledug, Tangerang.


Ring piston diganti, kompresi lebih padat

Knalpot pakai model freeflow, aliran gas buang jadi lancar

Karburator di reamer, biar udara yang masuk lebih banyak

Cukup bermodal Rp 665 ribu, ‘besutan Sule’ ini tenaganya bisa didongkrak hingga 1,62 dk. Dalam kondisi standar tenaga terbaca hanya 9,29 dk/6.943 rpm, setelah dioprek-oprek menjadi 10,91 dk/8.323 rpm. Sedang torsi tetap hanya 10,42 Nm.

Membaca grafiknya, pada kondisi standar tenaga maksimal sudah terpacai di kitiran mesin menengah (6.943 rpm). Nah setelah dikulik, baru tercapai di 8.323 rpm. Artinya nafas mesin jadi jauh lebih panjang.

Mau tahu apa saja isi paket hematnya? Nah silakan simak terus, dan ini juga sekaligus menjawab pertanyaan rekan Mr. Testo, baik lewat email (mr.testo10@gmail.com) atau facebook (Tester Otomotif).

Silinder

Ubahan mekanik biasa disapa Choki ini hanya plug & play. Yaitu mengganti ring piston berkemampuan lebih bagus. “Biar kompresi lebih padat,” terangnya. Sehingga ledakan di ruang bakar makin kuat, tenaga yang tercipta pun makin besar.

Kepala Silinder
Tak ada part yang diganti, hanya dilakukan penyetelan ulang. Tepatnya di bagian celah klep. In dibikin 0,13 mm, sedang ex pakai 0,10 mm. “In dibikin lebih longgar biar mesin cepat teriak,” papar mekanik muda ini.

Pengapian
Diperbesar dengan menukar koil. “Pilih yang pakai ground strap, apinya lebih besar,” lanjut Choki.

Knalpot
Pelepas gas buang diganti model freeflow, sehingga aliran makin lancar. Tenaga pun makin terdongkrak.

Karburator
Mengalami ubahan cukup besar. Langkah pertama venturi direamer hingga 20 mm, lalu skep pakai milik Suzuki Tornado. Tujuannya agar debit udara yang bisa masuk makin banyak.

Bagian lain yang diubah klip jarum skep. Agar pasokan bensin makin banyak, menyesuaikan permintaan mesin, klip ditaruh pada posisi nomor 1 (paling bawah). Lalu setelan angin ketemu hanya satu putaran. Sedang spuyer tetap standar.

Part dan jasa



Ring piston Protec
70.000


Reamer Karburator
150.000


Knalpot SKR
150.000


Koil Protec
180.000


Jasa + Dynotest
115.000


Total
665.000


Data performa




Standar
Upgrade
Kenaikan
Tenaga 9,29 dk / 6.943 rpm 10,91 Nm / 8.323 rpm 1,62 Dk
Torsi
10,42 dk / 6.943 rpm 10,42 Nm / 6.829 rpm 0 Nm
Ultraspeed Racing
021-7313886



Sumber : ototips.otomotifnet.com

Tuesday 23 November 2010

Subtitusi Kampas Kopling Mio Pakai Punya BeAT, Lebih Hemat!

OTOMOTINET - Meski dari produsen yang berbeda, tapi soal komponen, antara Yamaha Mio dan Honda BeAT ada yang sama, lo. Terutama kampas kopling otomatis atau biasa disebut kampas ganda (KG). Seperti kata Ivo Samudra, mekanik TZT Speed Shop, “Buat part KG-nya, kedua skutik itu bisa saling tukar, kok.” Bahkan menurut pria yang biasa mangkal di kawasan Jl. RS Fatmawati Raya, Jaksel ini, ia sering menerapkan metode itu.


Gbr 1

Gbr 2

Gbr 3

Gbr 4

Masih menurut mekanik ramah itu, trik substitusi ini selain lebih efektif, soal biaya juga lebih murah. “Kampas BeAT sekitar Rp 120 ribuan. Sementara punya Mio Rp 230 ribuan. Maklum, punya Mio kudu beli satu set termasuk mangkuknya. Sebaliknya punya BeAT bisa dibeli satuan alias kampasnya saja tanpa dudukan kampas kopling.

Cara pasangnya juga mudah dan gak perlu mengubah sedikit pun di rumah CVT Mio. “Lantaran bentuk dan ketebalan mirip,” tambahnya. Nah, daripada bingung, kita buktikan aja yuk! Jangan lupa siapkan perkakasnya ya!

Obeng kembang, obeng min, T-8, T-12, ring 24, tang lancip dan treker. Sudah? Sekarang lepas dua baut dek cover bawah dekat footstep belakang pakai obeng kembang. Lalu, copot dua baut pijakan boncengan pakai T-12, agar lebih leluasa saat melepas cover CVT (gbr.1).

Lantas copot semua baut di cover CVT pakai kunci T-8 (gbr.2). Setelah casing CVT dibuka dari tempatnya, kelihatan deh perangkat CVT. Trus, lepas peranti rumah KG dibantuan treker atau pengunci rumah KG dan kunci ring 24 (gbr.3).


Gbr 5

Gbr 6
Langkah berikutnya, tarik KG yang menyatu dengan puli belakang pakai tangan dan juga belt. Lalu, letakkan puli di tempat rata, guna mecopot mur pengikatnya pakai kunci Inggris. “Hati-hati! Saat membuka murnya, bagian pinggir kampas harus ditahan pakai kaki dan tangan. Sebab, per CVT di dalamnya akan mendorong keras ke atas,” wantinya sambil mencontohkan cara melepasnya (gbr.4).

Kelar melepas mur tadi, terdapat tiga per penahan KG. Lalu cabut per-nya pakai tang lancip (gbr.5). Dilanjutkan, melepas ring spi alias pengunci di setiap sepatu kampas pakai obeng minus (gbr.6) berikut ring di bawahnya setelah ring spi.

Setelah semua ring dicopot, tinggal tarik sepatu kopling yang lama dan ganti punya BeAT. Beres kan! Oh ya, cara pasangnya, kebalikan waktu membukanya tadi, ya. Silakan dicoba!

Sumber : ototips.otomotifnet.com

Sunday 21 November 2010

Upgrade Performa Scorpio Z, Responsif Dengan Racing Part Bolt On!

OTOMOTIFNET - Banyak pertanyaan dari para pemilik besutan Yamaha Scorpio Z 225, yakni bagaimana caranya menambah tenaga mesin tanpa harus mengubah secara ekstrem di mesin. Walaupun dapur pacunya sudah berkapasitas besar di kelas motor sport, tapi ada saja yang masih mengeluh soal performannya.

Seperti dikeluhkan Henry Faizal, “Saya hanya ingin menambah akselerasi buat harian, tapi enggak mau mengorek jeroan mesin. Jadi saya mesti mengubah bagian mana supaya tenaganya makin mantap. Nafas juga lebih panjang,” ungkap warga Cempaka Putih, Jakpus.

Maka dari itu, Tim OTOMOTIF pun coba memecahkan problem ini. Sebagai pembuktian, ada beberapa ramuan khusus yang kerap diaplikasi para speedlover. Antara lain menukar knalpot standar pakai jenis freeflow, ditambah pengapian seperti koil dan CDI non-limiter lewat metode mix & match part tersebut.

Part-part-nya antara lain sebagai berikut, koil Protech, knalpot R9 dan CDI keluaran BRT Hyperband. Untuk metode pengetesannya, pertama kali motor diuji dalam keadaan standar melalui alat Sport Devices milik PT Global Motorindo di Jl. Letjen Suprapto No.60, Galur, Jakpus.

Buat besutan standar, hasilnya tenaga mentok di 16,00 dk pada putaran mesin 7.725 rpm. Sedang torsinya bertengger di angka 17,60 Nm di rpm 5.716.


Knalpot R9, bikin tarikan bawah lebih cepat

BRT Hyperband diyakini tingkatkan pengapian

Selanjutnya, koil Protech dipasang, berikut knalpot standar diganti produk keluaran R9 dan ditambahkan otak pengapian CDI BRT Hyperband. Tenaga melonjak naik 1,8 dk. Power maksimal diraih mencapai 17,80 dk di rpm 7.809, namun torsi hanya naik sedikit menjadi 17,70 Nm di kitiran mesin 6.290 rpm.

Kesimpulannya, untuk akselerasi mengalami peningkatan atau lebih cepat mengail rpm tinggi dan napas mesin lebih panjang dari sebelumnya. “Hasil ini bisa lebih maksimal lagi jika dilakukan setting ulang pada karbu yang terdiri dari menaikkan pilot jet satu step,” sahut Teddy Cong yang mengoprasi alat dyno sekaligus pemilik alat tersebut.

Hasil pengetesan


Maks power Torsi
STD
16,00 dk / 7.725 rpm
17,60 nm / 5.716 rpm
R9-Protech-BRT 17,80 dk / 7.809
17.70 nm / 6.290 rpm







Sumber : ototips.otomotifnet.com

Wednesday 17 November 2010

Yuk, Pasang Kopling Manual Di Kawasaki Athlete 125

OTOMOTIFNET - Bawaan pabrik, Kawasaki Athlete 125 sudah berkonsep bebek super atau sering disebut ayam jago. Berhubung tunggangan rilisan PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) ini belum dilengkapi kopling tangan, ada beberapa pembesutnya yang merasa kurang puas, baik dari segi tampilan maupun saat berakselerasi.

Tak ayal, ada beberapa pembesutnya yang aplikasi kopling tangan, seperti dilakukan Hendra W, Warga Depok, Jabar. “Ini agar entakan awal lebih nendang serta tampilannya tambah macho. Biar kayak ayam jago pada umumnya bro, makin jantan he..he..,” aku Hendra sembari mesem-mesem.


Gbr 1

Gbr 2

Mau tahu lebih detail pemasangan peranti berlabel Nojikawa seharga Rp 550 ribu/set yang ditawarkan Junior Motorsport (JMS) di Jl. Raya Bogor, Km.42 No. 1, Pabuaran, Cibinong, Bogor ini? Isi paketnya; bak kopling, balancer (pengganti kopling sentrifugal), handel kopling, kabel kopling dan pegangan kabel kopling (gbr.1). Oh ya, bisa diaplikasi pada Kawasaki Edge dan Blitz juga, lo. Let’s go!

“Langkah awal, posisikan tunggangan pakai standar tengah yang dilanjutkan kuras oli mesinnya. Lalu copot kick starter, knalpot, footstep dan bak rumah kopling pakai kunci T-10. Lalu lanjutkan melepas kopling sentrifugal (gbr.2) beserta rumah pelat koplingnya,” beber Muh. Iqbal, chief mekanik JMS.

Lantas lepas as persneling. Caranya, copot dulu tuas persneling, dilanjutkan menarik as-nya ke luar dari sisi kanan mesin. “Lalu potong as persneling ini hingga posisi gigi habis (gbr.3). Ini agar tuas ini tidak mentok bak kopling baru, karena desainnya berbeda,” anjur Iqbal.

Tapi kalau enggak menginginkan as persneling bawaan motor dipotong, bisa tebus as persneling baru seharga Rp 80 ribu kok. Langkah selanjutnya, pasang balancer (gbr.4) menggantikan peranan kopling otomatis orisinal.


Gbr 3

Gbr 4

Gbr 5

Gbr 6
Lalu tambah 2 per kopling baru pada rumah pelat kopling orisinal. Tujuannya agar kopling, tidak terlalu empuk/lembek serta tidak selip. “Bawaan pabrik, per koplingnya ada 4 buah, tapi desain rumah per koplingnya ada 6, jadi biar tendangan balik pelat kopling lebih optimal, mesti ditambah 2 per lagi,” yakin mekanik pengalaman 6 tahun.

Nah, kalau sudah, pasang bak kopling tangan (baru) beserta kabel koplingnya (gbr.5). Terakhir, pasang handel kopling sekaligus rumahnya, di sebelah kiri setang, menggantikan pegangan spion lama (gbr.6).

Sebelum semua peranti yang dibongkar dipasang lagi, terlebih dulu jajal dan setel jarak main kopling tangannya. Apakah berfungsi maksimal atau belum. Yakin bekerja bagus, barulah rapikan semua peranti yang dicopot, kebalikan saat membongkar. Selamat mencoba!

Sumber : ototips.otomotifnet.com

Tuesday 16 November 2010

Mix And Match Part Performa Yamaha V-Ixion

OTOMOTIFNET - Meningkatkan performa Yamaha V-Ixion agar makin beringas, bisa dengan mengombinasikan beberapa part racing (mix & match) yang ada di pasaran. Kali ini kami padukan dua komponen, yaitu bagian pembuangan dan suplai bensin.

Biar tahu kombinasi yang pas, dilakukan pengukuran performa dengan dynamometer Sport Devices milik PT Global Motorindo di kawasan Galur, Senen, Jakpus. Motor yang digunakan dalam kondisi standar. Bahan bakar Pertamax. Oh iya, V-Ixion kondisi standar terukur 13,1 dk/8.412 rpm dan 11,56 Nm/7.408 rpm.

Bagian pembuangan dipilih merek Stanlee. Lantaran berdasarkan pengukuran sebelumnya (komparasi), punya karakter rata di semua putaran, juga harga terjangkau (Rp 600 ribu).

Sedang suplai bahan bakar dimanipulasi menggunakan piggyback buatan Koso, yang sebenarnya masih prototype. Alat ini akan beredar awal 2011. Untuk lebih lengkapnya silakan simak halaman 20.

Kombinasi pertama knalpot Stanlee dengan setingan bensin pada posisi paling miskin. Hasilnya tenaga menjadi 13,8 dk/9.331 rpm torsi 11,96 Nm/7.415. Namun dari grafik terbaca pada putaran bawah baik torsi maupun tenaga terlihat lambat naik. “Lantaran terlalu kering,” terang Teddy Cong, yang mengoperasikan dynamometer.

Kombinasi kedua coba suplai bahan bakar diperkaya, dengan memutar knop piggyback ke kanan satu tingkat. Hasilnya tenaga kembali naik jadi 14 dk di kitiran 9.103 rpm, torsinya menjadi 12,1 Nm/7.380. Tenaga naik 0,9 dk, torsi 0,54 Nm.


Piggyback digunakan untuk memanipulasi suplai bensin

Knalpot Stanlee, karakter merata dari bawah sampai atas

Dari grafik hasil dyno, terlihat jika dari bawah sampai atas lebih baik dibanding kombinasi pertama maupun saat standar. Dan performa maksimal tercapai pada putaran yang lebih rendah, berarti akselerasi makin cepat.

Kombinasi ketiga, suplai bensin kembali dinaikkan satu step. Hasilnya ternyata malah terjadi penurunan tenaga maupun torsi. Yaitu 13,8 dk/9.061 rpm, torsi 11,86 Nm/7.428 rpm.

Dilihat dari grafiknya pada putaran bawah sampai menengah lumayan bagus, hanya di atas menurun. Hal ini terjadi lantaran bensin yang dikucurkan terlalu banyak.

Kesimpulan
Kombinasi antara knalpot aftermarket dan piggyback bisa meningkatkan performa mesin, dengan catatan suplai bensin tak terlalu kaya maupun miskin. Pada percobaan kali ini, kombinasi paling pas untuk knalpot Stanlee dengan klik ke-2.


Sumber : ototips.otomotifnet.com

Thursday 11 November 2010

Upgrade Performa Minerva R 150 VX

OTOMOTIFNET - Secara penampilan, Minerva R 150 VX memang sangat sporti. Tak heran jika meraih gelar Best Design di ajang OTOMOTIF Award 2010 (Mr. Testo). Namun secara performa, bagi sebagian penggunanya dianggap masih kurang mantap.

Seperti diungkap Dede dari Bali, katanya larinya kurang kenceng. Ada juga yang mengeluh akselerasi lambat. Padahal menurut hasil tes Mr. Testo lumayan lo, bisa tembus 125 km/jam. Tapi yah, namanya beda rider, pasti beda hasilnya.

Untuk mengobati kekurangpuasan pemakai motor sport 150 cc ini, Mr. Testo coba memberi referensi. Ubahan-ubahan yang bisa dilakukan untuk mendongkrak performanya. Oh iya, kali ini enggak terlalu ekstrem, cukup plug and play.

Nah jika belum puas, bisa dilanjutkan pada ubahan yang lebih advance. Tentu pada edisi-edisi yang akan datang. Makanya pantengin terus tabloid kesayangan Anda ini. Karena kami siap mengantarkan Anda menjadi motormania yang cerdas sekaligus bangga dengan besutan kesayangannya.

Dalam kondisi standar, motor buatan PT Minerva Motor Indonesia (MMI) ini mampu memproduksi tenaga sebesar 13,64 dk/8.374 rpm, torsi 12,84 Nm/6.022 rpm. Pengukuran menggunakan dynamometer DYNAmite milik bengkel Ultra Speed di Jl. H. Mencong, Ciledug, Tangerang.

Setelah dilakukan ubahan oleh Bie Hau, dari bengkel Samudera Jaya Motor yang baru saja pindah ke Jl. Joglo Raya No.230, Jakbar dan diukur ulang, tenaga meningkat menjadi 13,82 dk/8.138 rpm, torsi 13,83 Nm/6.294 rpm.

Terjadi kenaikan tenaga 0,18 dk, sedang torsi 0,99 Nm. Secara angka memang tak terlalu besar. Namun tarikan awal jadi makin mantap, ketika dicoba jadi gampang untuk melakukan wheelie.

Nafas mesin juga terasa lebih panjang, karena terbaca powerband makin luas. Jika standarnya setelah peak power di 8.374 rpm performa langsung turun, setelah dioprek tenaga masih tetap flat hingga 10 ribuan rpm.

Penasaran dengan ubahan yang menghabiskan dana satu jutaan ini? Silakan disimak terus, oh iya tulisan ini sekaligus menjawab pertanyaan dari rekan Mr. Testo, baik lewat email (mr.testo10@gmail.com) atau facebook (Tester Otomotif).


Knalpot freeflow buatan Stanlee, selain performa yahud, penampilan juga ciamik

Koil mengandalkan Protec tipe ground strap, api lebih besar

Per kopling pakai yang lebih kenyal sehingga tak selip lagi

Spuyer naik 2 step untuk mengimbangi knalpot freeflow dan pengapian yang membesar

Knalpot
Menurut Bie Hau, pelepas gas buang bawaan motor terlalu besar hambatannya, sehingga kenaikan putaran mesin (rpm) jadi lambat. Makanya ganti freeflow bikinan Stanlee. “Leher dibikin dari pipa 28 mm, lalu di silencer 38 mm, desainnya dibuat tetap ada turbulensi agar torsi di putaran bawah meningkat, sedang atasnya tetap jalan,” terangnya.

Pengapian
Mendongkrak pengapian, hanya koil yang diganti dengan yang berkemampuan lebih baik. Efeknya tentu saja pembakaran makin bagus. “Mendongkrak performa terutama di putaran bawah,” lanjut mekanik yang sering mengerjakan motor drag ini.

Spuyer
Pembuangan makin lancar, pengapian pun membesar. Untuk mengimbanginya suplai bahan bakar diperbanyak. “Namun cukup pilot jet saja yang naik 2 step jadi 42,” paparnya. Oh iya, bentuknya sama dengan spuyer Honda GL.

Kopling
Satu hal yang terasa saat standar, kopling agak selip. Setelah dianalisa salah satu penyebabnya per kopling terlalu lembek, terasa dari tendangan handel kopling yang lembut. “Memperbaikinya, per diganti lebih kenyal, diameter ulir lebih besar dan jarak antar per renggang,” tutup Bie Hau.

Part dan jasa


Knalpot Stanlee 600.000

Koil Protec 230.000

Per kopling G-force 150.000

Spuyer 150.000

Jasa 75.000

Total 1.080.000

Data performa Standar Upgrade Kenaikan
Tenaga 13,64 dk / 8.374 rpm 13,82 dk / 8.138 rpm 0,18 dk
Torsi 12,64 Nm / 6.022 rpm 13,83 Nm / 6.296 0,99 Nm
Samudera Jaya Motor (SJM) 0816-1976566 / 021-95078288


Sumber : ototips.otomotifnet.com

Tuesday 9 November 2010

Yuk, Dandani Kaki-Kaki Scorpio Z

OTOMOTIFNET - Pada tipe tunggangan sejenis, salah satu faktor pembeda adalah modifikasi dan aksesori. Baik sebagai peningkat performa atau sekadar pemanis tampilan. Kaki-kaki, secara universal bisa memberikan perbedaan ini. Mungkin hanya mengganti pelek atau ban saja sudah terlihat lain dibanding ‘teman-teman' lain pada satu varian.

Yamaha Scorpio bisa dibilang sudah memiliki dasar karakter cukup kuat dari segi desain. Menonjolkan sosok macho serta kuat tetapi juga mampu menyiratkan tunggangan dinamis nan lincah.


Pelek plus cakram belakang, mengapa tidak?

Huger arm membalut lengan supermoto

sokbreker adjustable bisa jadi pilihan suspensi

Sproket besar mengubah penampilan dan performa

Tetapi karakter standar tadi masih belum bisa memuaskan beberapa penggunanya. Tentu karena keinginan tampil beda salah satu alasannya. Jadi, agar tak dikatakan standar atau biasa-biasa saja, bisa melakukan modifikasi soal dandanan pada kaki-kaki.

"Sebenarnya dengan kondisi standar bukan tak bisa Scorpio pakai ban 130/60-17," ungkap Marsellus dari KingBee Racing di daerah Puri Kembangan, Jakbar. Nah, dengan modal mengganti pelek dan ban pun sudah bisa terlihat berbeda, bukan?

Apalagi kalau ‘telanjur' mendandani si Kalajengking agar makin menyengat penampilannya. Di pasaran, cukup banyak aksesori yang disediakan untuk Yamaha bermesin 223 cc ini. Misal, setelah mengganti pelek dan ban, bisa juga dilanjut menukar piringan cakram depan lebih besar. Piringan ini dijual di kisaran Rp 350 ribu.

Bahkan, kalau ingin lebih komplet, bisa saja menggamit paket pelek asal Taiwan plus rem cakram belakang seharga Rp 1.250 ribu. Ingin paket terpisah pun bisa, masih tetap mengandalkan pelek asli atau sudah mengganti pelek sendiri, bisa memasang rem cakram belakang ini pada kisaran harga Rp 700 ribu hingga Rp 1,1 juta.

Ingin membuat lengan ayun belakang makin berotot? Bisa juga mengaplikasi arm supermoto misalnya. Lengan ayun ini bisa ditebus seharga Rp 650 ribuan yang bisa plug n play pada si Kalajengking. Malah, ada juga yang sudah melengkapi dengan huger arm yang membungkus lengan ayun supermoto tadi dan bisa ditebus dengan harga Rp 900 ribu.

Namun perlu diperhatikan, jika sudah berpenampilan kekar, sokbreker belakang standar pun bisa diganti yang berkemampuan lebih baik lagi. Cukup banyak di pasaran, salah satunya produk YSS berkisaran harga Rp 600 ribuan.

Pelek-pelek pun bervariasi modelnya, tetapi ukuran lebar 3,5 inci bisa jadi pilihan, seperti Power misalnya. "Pelek Power ini lebarnya 3,5 inci dengan ring 17 bisa menggunakan ban 140/60-17," tutur Dodo dari Dodo Racing di Ciledug Raya, Ciledug, Banten, soal pelek seharga Rp 900 ribu itu.

Jika sudah begini, maka tampilan mewah pun bisa diawali dari bagian bawah.

Sumber : ototips.otomotifnet.com

Bore-Up Yamaha V-Ixion? Lebih Hemat Pilih Paket

OTOMOTIFNET - Untuk melakukan pembengkakan kapasitas me­sin, tentu seperti umum­nya motor lain, piston dengan diameter lebih besar bisa dilakukan. Pada Yamaha V-Ixion pun demikian, "Mengganti piston lebih besar pasti meningkatkan tenaga mesin," ujar Juffry Willar dari Mitra2000.

Buat tunggangan yang masih dipakai sehari-hari, tentu ada batasan toleransi agar masih enak digunakan dan nyaman, tentu tidak merepotkan penggunanya. "Bisa menggunakan diameter piston paling besar 61 mm," tuturnya.

Namun, menurutnya, paling ideal sih menggunakan piston diameter 60 mm. "Ada paketnya, komplet set, untuk bore-up V-Ixion," kata Juffry lagi. Seperti paket yang tersedia di gerai Mitra2000 salah satunya.

Sebenarnya paket bore-up ini disiapkan untuk Yamaha Jupiter MX, “Tetapi karena sama persis dengan V-Ixion bisa dipakai juga buat V-Ixion,” ujar Juffry.




Radiator V-Ixion tak perlu ada perubahan

Kampas kopling diganti jika perlu

Oli tetep sama, hanya waktu ganti lebih dekat
Apa saja yang terdapat pada paket itu? Juffry pun menuturkan dengan cukup lengkap. Mulai dari piston dan ring pistonnya, kemudian ada juga pen piston serta blok silinder, tak kurang, gasket pun disediakan juga dalam satu paket ini.

Jadi, sistemnya sama dengan plug n play saja. Tinggal pasang langsung bisa dinyalakan tunggangannya. Untuk paket ini, dilego dengan harga Rp 797 ribu, komplet set! Jika ingin langsung dipasang, tinggal tambah ongkos pasang saja Rp 400 ribu.

Dengan memasang paket bore-up ini, kapasitas mesin pun melonjak jadi 166 cc, cukup jauh bukan? Otomatis tenaganya pun semakin galak. Apalagi, jika dipasangkan knalpot free flow agar saluran gas buang semakin lancar, sesuai dengan gas yang terbakar dalam ruang bakar yang semakin melimpah.

"Knalpot ini (TDR, red) dijual dengan harga Rp 930 ribu," ungkap Juffry. Tetapi, tentu pilihan knalpot lainnya pun bisa diraih dari gerai-gerai aksesori yang menjual knalpot untuk Yamaha V-Ixion.

Ada lagi, peranti yang mungkin perlu diganti baru, yaitu kampas kopling, agar tenaga dari mesin yang meningkat ini bisa tersalurkan dengan baik ke roda belakang. Namun, jika dirasa masih bisa mengimbangi kemampuan mesinnya, kopling ini tak perlu diganti baru.

Lantas, apa sih perlakuan yang perlu diperhatikan penggunanya, ketika tunggangan sudah menambah kapasitas mesin seperti pada V-Ixion ini? "Tentu soal pelumas mesin, sebaiknya lebih cepat diganti, misal jika biasanya diganti sekitar 1.500 km, maka sekarang tiap 1.000 km saja diganti olinya," jelasnya.

Alasannya, dengan kapasitas mesin lebih besar, ruang bakar pun bertambah volumenya, sehingga panas yang dihasilkan dalam ruang bakar pun semakin tinggi, karena itu, penggunaan oli pun menjadi lebih banyak, karena suhunya meningkat.

"Karena mesinnya lebih panas dari biasanya, kalau sudah bore-up," jelasnya. Lalu, bagaimana dengan sistem pendinginan mesinnya? "Radiator dan air radiator tak perlu perlakuan khusus, tetap seperti semula saja," katanya.

Sumber : ototips.otomotifnet.com