Pages

google ads

Thursday 31 March 2011

Nih, Efek Gap Busi Terlalu Rapat atau Longgar


 Pastikan gap busi tepat
Celah atau gap busi tidak sesuai peruntukan membuat letikan api busi jadi tidak maksimal. Dan itu cenderung merusak komponen pendukung, macam koil. Celah busi umumnya 0,6 mm hingga 0,8 mm. Jika lewat dari batas itu, ada konsekuensi. Gap terlalu renggang, risikonya jauh lebih besar ketimbang rapat.
Gap terlalu jauh sering missfire. Pembakaran tidak sempurna akibat busi enggak stabil meletikan api. Stasioner atau idel mesin enggak normal, boros bensin dan bikin lemah koil.
Sebaliknya gap busi terlalu rapat, juga bisa bikin mesin cepat panas. Malah ketika diajak berakselerasi, timbul gejala ngelitik. Itu lantaran gas bakar yang tidak terbakar sempurna dan masih banyak yang tidak terpantik.
Untuk memastikan, MOTOR Plus buktikan di motor baru. Di Suzuki Smash Titan 115. Ketika gap busi diseting sangat rapat, saat langsam memang tidak ada masalah. Namun begitu grip gas dibuka besar dan rpm mesin berputar lebih tinggi, terasa putarannya lambat naik. Apalagi ketika diajak berkendara di jalan, tenaga terasa lemah. Rasanya kayak motor ditahan dari belakang.
Sebaliknya kalau gap renggang. Saat mesin dihidupkan, langsam memang terasa agak cepat dari biasanya. Tapi, begitu grip gas dibuka lebar, putaran mesin atasnya baru terasa ada gejala misfire. Terdeteksi munculnya mbrebet di rpm tinggi dan terkadang juga muncul letupan.
 
Sumber : motorplus-online.com

Tuesday 29 March 2011

Bikin Lincah Shogun, Smash dan Titan Dengan Tabung Sok Depan Satria 120R


 Posisi lubang as roda depan ada di tengah tabung, bukan di depan macam Shogun 125 atau Titan 115
Motor lincah dipengaruhi sumbu roda lebih pendek. Cuma masalahnya, tidak semua motor seperti itu. Kalaupun ingin diubah, tidak mungkin juga pake digeser mundur. Risikonya komstir tidak center lagi.

Nah, motor yang bisa pendekin jarak sumbu roda depan tanpa ubah komstir yaitu Suzuki Shogun 125, New Smash atau Titan 115. Ketiganya bisa dibikin lincah hanya dengan menerapkan sokbreker Satria 120R atau Suzuki Skywave 125 .
Kelebihan sok Satria 120R atau Skywave bukan cuma tabungnya (sangkar) yang gede. Tapi, posisi lubang as roda depan ada di tengah atau bawah tabung, bukan di depan macam ketiga motor itu. Itu sebabnya kenapa sok depan Satria 120 sampai sekarang masih dipakai di balap.

Saturday 26 March 2011

Pelindung Sokbreker Depan? Manfaatkan Pipa Paralon


 Amankan sok dari benda keras

Pernah lihat dong pelindung pipa sokbreker depan Suzuki Satria F- 150? Kalau ya, pasti ada alasan kenapa pabrikan Suzuki mendesain fitur itu di komponen peredam kejutnya.
Pastinya untuk mengamankan sok dari benda keras atau kasar. Terutama pipa teleskopik yang dikalungi sil O-ring. Sehingga oli sok di dalam tabung enggak bocor akibat sil tergores kotoran.
Berbekal itu, coba ambil ide pelindung sok depan Satria F-150 itu untuk motor sport Honda GL-Pro. Kebetulan peredam kejut varian ini tampak lebih telanjang, jika dibanding tipe bebek yang sudah dilindungi sepatbor depan.

Friday 18 March 2011

Atasi Mesin Overheat Dengan Satu Sendok Teh Oli


Ada dua penyebab mesin 4-tak overheat. Bisa karena oli enggak bersirkulasi dengan baik, atau clearance seher atau piston di liner silinder terlalu rapat.

Cuma, kalau oli tidak bersirkulasi baik, banyak komponen yang bakal kena masalah. Bisa noken-as, piston, laher kruk-as atau girboks. Hal ini lantaran tidak ada pelumas yang melindunginya saat bekerja.

Lain halnya bila celah piston di liner terlalu rapat setelah oversize atau bore up. Ketika overheat, piston yang memuai akan mengancing di dinding liner silinder. Mesin pun otomatis mati mendadak.

Jika terjadi seperti itu, tetap tenang dan jangan panik. Terlebih selama oli masih tetap bersirkulasi. Kalau memang kondisi seher terkancing di liner, tunggu dulu sampai mesin benar-benar dingin. Tapi, jangan didinginkan paksa pakai air. Sebab ring seher rawan patah.
Cara paling baik yang bisa dilakukan adalah memasukkan oli ke dalam ruang bakar lewat lubang busi secukupnya. Kira-kira satu sendok teh. Baiknya sih gunakan oli baru agar tidak banyak kerak bila mesin kembali hidup.
Setelah mesin dingin dan oli masuk ke ruang bakar, coba elektrik starter ditekan perlahan. Hal itu dilakukan untuk memungkinkan piston kambali bergerak sekaligus terlumasi. Lalukan berulang kalai sampai benar-benar lancar. 

Sumber : motorplus-online.com

Thursday 17 March 2011

Utak-Atik Pengapian, Bikin Total Los

Berat lempengan pengganti bisa diatur
Pengapian tanpa magnet atau biasa dibilang total loss. Di Indonesia, pertama muncul di awal tahun 2000-an. Waktu itu dikenalkan oleh Bobeng alias Sugiono dari Purwokerto.
Ketika itu dianggap aneh. Karena motor yang menggunakan CDI umumnya masih sistem AC. Arus listrik buat CDI di suplai dari sepul yang masih AC walaupun dilewatkan kiprok terlebih dahulu.
Namun selanjutnya pangapian sistem CDI muncul di Suzuki Shogun 125, menggunakan arus DC. Sehingga arusnya bisa disuplai dari aki. Meski sepul mati, mesin tetap hidup asalkan setrum aki masih cukup untuk CDI,.
Dari situ sebenarnya imbas magnet bisa tidak dipakai. Apalagi kalau sudah menggunakan magnet bikin berat kerja mesin. Biar putaran enteng, bisa lepas magnet.

Wednesday 9 March 2011

Otak-Atik Pengapian: Magnet YZ125= Magnet Jupiter?


 Ukuran magnet YZ dan Jupiter sama secara hitungan

Tempo doeloe banyak yang mengandalkan magnet spesial engine (SE) buat roda race atau drag bike. Kebanyakan menggunakan magnet Yamaha YZ. Padahal kalo dipikir, buang-buang uang. Kenapa Om?
Magnet yang dirancang Yamaha,  secara hitungan sama untuk semua tipe motornya. Seperti magnet YZ hitungannya sama dengan magnet Jupiter-Z, Mio dan Vega. Enggak percoyo?
Yuk lihat dimensinya.  Magnet Yamaha Mio, Jupiter maupun Vega, memiliki diameter luar 112 mm.
Sedangkan pick up pulser atau panjang tonjolan di magnet 57,5 mm. Dua ukuran ini berlaku hampir pada semua tipe motor Yamaha yang dipakai harian.
Bisa dibandingkan dengan magnet spesial engine pabrikan Yamaha itu. Yuk lihat magnet YZ yang punya diameter lebih kecil. Kalau diukur menggunakan sigmat sekitar 75 mm. Dimensi kecil untuk mengejar putran ringan, ujung-ujungnya supaya putaran mesin tidak berat.

Thursday 3 March 2011

Yamaha New Mio, Vega ZR Dan New Jupiter-Z Jangan Asal Colok CDI


 Posisi kabel di soket mio lama dan baru

Sudah banyak kasus fatal. CDI Mio dan New Mio saling tukar. Akibatnya CDI terbakar dan keluar asap tebal. Sebabnya, walau soket sama namun posisi kabel berbeda.
Taunya, soket sama tapi posisi kabel berbeda. Itu juga terjadi di Yamaha Vega ZR dan New Jupiter-Z.
Paling gampang, coba perhatikan soket CDI (lihat gambar). Di Mio dan Jupiter-Z lama, terminal nomor 1 diisi kabel oranye yang menuju koil. Kalau di New Mio dan New Jupiter-Z diisi kabel merah yang menuju pulser.
Kalau asal colok, kabel dari koil dan pulser jadi tertukar. Ini yang menyebabkan CDI terbakar dan mati.
Lebih fatal lagi yang tertukar kabel setrum. Di Mio lama, kaki terminal nomor 4 diisi kabel setrum 12 volt. Namun di Mio baru, kaki nomor 4 massa bodi. Kalau CDI Mio baru dipasang di Mio lama, ini yang menyababkan keluar asap. Sebab antara setrum positif dan negatif bertemu.

Waspada Pakai CDI Shogun


Sampai sekarang, banyak yang masih latah menggunakan CDI Suzuki Shogun 110. Katanya bebas limiter dan paling simpel. Padahal tidak tahu alasan teknisnya. Kenapa?

Perlu diwapadai, asal pakai atau caplok itu bahaya. Walau bebas limiter, tapi pengapian bisa kelewat maju. Piston bisa bolong, karena piston sedang naik, bunga api meletik lebih awal. Akhirnya piston beradu dengan ledakan. Bisa pecah.

Misalkan CDI Shogun 110 dipasang di Honda Karisma. Ketika putaran menengah ke atas, timing pengapian mencapai 53 sebelum TMA. Sangat advance atau kelewat awal. Piston bisa bolong.
Padahal, pengapian Shogun 110 standar, timing terbesar 29 sebelum TMA. Dipakai di Karisma sangat jauh majunya. Untuk itu harus tahu cara kerja dan modifikasinya supaya Karisma bisa pakai CDI Shogun dan aman.
Cara kerja CDI Shogun 110 masih analog. Sehingga sangat mudah seting timing pengapian secara mekanis. Mekanik awam juga bisa melakukan.
Derajat timing pengapian bisa diatur lewat panjang pick up pulser. Tonjolan pick up pulser bisa dilihat di mangkuk magnet. Di Shogun panjangnya hanya 14 mm. Kalau Karisma 38 mm.
Ketika langsam sampai dengan putaran mesin mencapai 2.500 rpm, timing pengapian hanya 15 sebelum TMA.