Pages

google ads

Friday 25 January 2013

Bedah Injeksi Honda Verza 150, Step 4 Mirip Supra X 125


O2 sensor ada di lubang buang, ECM dari Keihin
Secara garis besar, teknologi injeksi Honda Verza 150 sama seperti yang digunakan Supra X 125 atau matik seperti Spacy, BeAT dan Vario Techno 125. Honda menggolongkan teknologi injeksinya ini dengan sebutan "step 4".

Perbedaan dengan injeksi yang dipakai CBR250R, PCX150 dan CB150R adalah jumlah sensornya yang lebih ringkas. Pada motor-motor tersebut ada 6 sensor injeksi, tapi di Honda Verza hanya ada 4 sensor saja.

Yaitu, Throttle Position Sensor (TPS), Engine Oil Temperature (EOT), Crankshaft Position (CKP) dan O2 Sensor. Tanpa dilengkapi dengan Manifold Absolute Pressure (MAP) dan Intake Air Temperature (IAT)
Pada sistem injeksi terbaru Honda ini MAP dan IAT ditanggalkan, fungsinya digantikan oleh CKP dan O2 Sensor. "Yang ini lebih advance, ternyata fungsinya bisa disatukan sehingga lebih ringkas," ujar Endro Sutarno, Technical Service Training Instructor PT Astra Honda Motor (AHM).

Oiya dengan O2 sensor, sistem injeksi Verza 150 ini sudah close loop. Dikatakan sebagai sistem yang tertutup karena bukan hanya input bahan bakar dan udara yang diatur, tapi output pembakarannya juga dipantau dan dijadikan acuan suplai bahan bakar ke ruang bakar. Keuntungannya, emisi gas buangnya jadi lebih bersih.
Throttle Body dilengkapi dengan dua kabel gas, respon lebih cepat
Sedang throttle body-nya memiliki diameter 26 mm, beda dari karburator New MegaPro yang lubang venturinya 28 mm. Throttle body berlabel Keihin ini dilengkapi dengan 2 kabel gas, ada dua kabel gas yang saling tarik menarik sehingga respon putaran selongsong gas lebih cepat dan ringan.

Injektornya memiliki 6 lubang, dan dilengkapi dengan ECM bermerek Keihin juga. Beda dengan Vario Techno 125 dan beberapa sepeda motor injeksi Honda lainnya yang ECM-nya pakai merek Shindengen.

Dilengkapi Bank Angle Sensor 
Layaknya sepeda motor tipe sport yang sudah mengusung teknologi injeksi bahan bakar, motor ini juga dilengkapi dengan Bank Angle Sensor (BAS). "Ketika miring lebih dari 60 derajat ke kanan atau kiri mesin langsung mati," jelas Endro.

Pada sepeda motor sport komponen ini wajib ada. "Ketika jatuh, mesin tetap menyala karena koplingnya tipe manual. Makanya harus punya BAS untuk safety," tutur pria ramah ini.

Punya Kapasitor Bank
Selain itu, komponen lainnya adalah Kapasitor Bank. Fungsinya mengantisipasi ketika aki soak, sistem injeksi bisa tetap hidup dengan arus listrik yang tersimpan di Kapasitor Bank. Fungsinya memang hanya untuk keadaan darurat, bukan berarti boleh enggak cek aki!

Filter Bensin Lebih Simpel
Pada sepeda motor tipe sport Honda, filter bensin yang terletak di fuel pump posisinya ada di bagian luar tangki. "Ketika hendak ganti filter enggak perlu melepas fuel pump di dalam tangki. Cukup dikerjakan dari luar saja," yakin Endro.

Sistem Pengisian 3 Phase
Sistem kelistrikan motor ini juga sudah lebih canggih. Untuk sepeda motor tipe injeksi, altenatornya menggunakan sistem pengisian 3 phase. Arusnya lebih besar dan stabil. Cirinya memiliki 18 kutub.

Sumber : (motorplus-online.com)

Wednesday 23 January 2013

Bedah Mesin Honda Verza 150, Beda Tipis Dari New MegaPro


Noken as paling banyak berubah
Kalau rangka jauh berbeda, sedang mesin Honda Verza 150 masih banyak miripnya dari New MegaPro. "Basisnya memang sama, tapi ada beberapa perubahan," ungkap Sarwono Edhi, Technical Training Development PT Astra Honda Motor (AHM).

Perubahan paling mendasar adalah pada durasi noken as alias kem-nya."Pada Verza dibuat lebih cepat membuka, ini dilakukan untuk mendapatkan efek akselerasi yang lebih ringan di putaran bawah dan menengahnya," jelas pria ramah yang akrab disapa Edhi ini.

Klep In Verza 150 membuka 10 derajat sebelum titik mati atas (TMA) dan menutup 35 derajat setelah titik mati bawah (TMB), sedang New MegaPro membuka di 5 derajat sebelum TMA dan menutup pada 40 derajat setelah TMB.

Untuk klep buangnya, Verza membuka 35 derajat sebelum TMB dan menutup 5 derajat setelah TMA. Sedang New MegaPro membuka 30 derajat sebelum TMB dan menutup 10 derajat setelah TMA. Kalau dihitung, durasinya sama-sama 225 derajat untuk klep isap dan 220 untuk klep buang.

Komponen lain di dalam kepala silinder juga tetap sama. Klepnya masih menggunakan ukuran 30 mm untuk klep isap dan 26 mm untuk klep buangnya. Panjang klep dan spesifikasi per klep juga sama saja. 
Piston dan klep masih sama
Tapi bagian luar kepala silindernya berubah. Pasalnya ada beberapa sensor untuk injeksi yang menempel di komponen ini. Ada O2 sensor dan Engine Oil Temperature (EOT). Khusus pemasangan O2 sensor mengharuskan sudut lubang buang sedikit digeser, fungsinya agar tidak mentok rangka.

Selain itu, sirip di kepala silindernya juga lebih lebar yang pasti berkontribusi pada pendinginan ruang bakar. Desain tutup kepala silindernya juga memiliki desain yang lebih gagah tapi minimalis tanpa dudukan Secondary Air Suplai System (SASS). Pada Verza 150, SASS tidak lagi diaplikasi karena sudah ada 02 sensor untuk memastikan kadar emisinya baik.

Komponen lainnya tetap sama. Blok silinder, piston dan kruk as juga masih sama. Bahkan kombinasi bore dan stroke 57,3 x 57,8 mm-nya sama persis. Rasio kompresinya juga sama, tetap 9,5:1. 

"Tapi tekanan kompresinya sedikit berbeda. Verza,195 psi sedang New MegaPro hanya 159 psi. Beda karena desain kubah di kepala silindernya sedikit berbeda," jelas Endro Sutarno, Technical Service Training Instructor PT AHM.
Sirip dan desain tutup kepala silinder terlihat lebih besar
Dengan beberapa perubahan ini, spesifikasinya di atas kertas memang tidak segahar New MegaPro. Powernya hanya 9,72 kW sedang New Mega Rp 10,1 kW keduanya di putaran mesin 8.500 rpm. Sedang torsinya, New MegaPro 12,8 Nm di 6.500 rpm. Sedang Verza 150, 12,7 Nm di putaran mesin yang lebih rendah yaitu 6.000 rpm. Wajar kalau putaran bawahnya terasa lebih ringan.

Perubahan terakhir adalah countershaft as atau as transmisi yang jadi tempat melekatnya gear depan dirancang lebih keluar agar rantai tetap lurus. Punya New MegaPro panjangnya 153 mm, sedang Verza 164,9 mm. Hal ini terjadi karena rangka baru Verza 150 mengharuskan posisi gear dan rantai lebih keluar.

Sedang untuk perbandingan transmisi 5 speed-nya dan perangkat koplingnya semua sama. Pembeda hanya pada final gear. Kalau Verza 150 pakai 14/41, New MegaPro pakai 14/42. 

Beda tipis lah..! 

Sumber : (motorplus-online.com)

Bedah Rangka Honda Verza 150, Benar-Benar Baru!


Honda Verza 150 sudah resmi diluncurkan, banyak yang beranggapan kalau motor ini adalah spec down dari Honda New MegaPro. Bisa dibilang begitu, tapi juga tidak sepenuhnya benar. Kalau melihat mesin memang berasal dari platform yang sama, tapi rangka jelas jauh berbeda.

Verza 150 bukan cuma pakai sokbraker belakang ganda untuk mengejar kekuatan. Tapi semua rangkanya benar-benar baru. "Bagian depan di pegangan komstirnya saja sudah beda, ke belakang rangka belakangnya lebih beda lagi. Ya.. karena tidak ada yang sama di rangkanya," buka Sarwono Edhi, Technical Training Development PT Astra Honda Motor (AHM).
Ada dua pilihan pelek
Whell base-nya juga berbeda. 1.313 mm untuk New MegaPro dan Verza 150 sedikit lebih panjang 1.318 mm. "Meski sedikit lebih panjang, tapi karena bobotnya lebih ringan jadi sangat lincah," jelasnya. Bobot Verza 150 cuma 129 kg, sedang New MegaPro 136 kg. Beda 7 kg bro!  

Di suspensi belakang, Verza 150 sengaja mengusung dua sokbraker tujuannya lebih ke arah kekuatan. Untuk motor yang salah satu peruntukannya digunakan sebagai kendaraan niaga, sokbraker belakang harus kuat menahan beban berat. 

"Jadi bukan hanya nyaman, tapi kekuatannya kami perhatikan," lanjut pria bertubuh ramping ini. Tapi swing arm-nya punya ukuran sedikit lebih kecil ketimbang New MegaPro. Pipa kotaknya punya tinggi 55 mm dan lebar 25 mm, sedang New MegaPro tinggi 60 mm dan lebar 30 mm. Sedang tebal platnya diyakini tidak jauh berbeda.
Posisi baut penyetel rantainya juga berbeda dari New Mega Pro. Verza 150 konstruksinya agak keluar sedikit, tidak benar-benar di tengah. Dan satu lagi, kalau diperhatikan, posisi gear Verza 150 lebih keluar ketimbang New MegaPro.

"Iya itu ada hubungannya dengan rangka baru dan kelurusan rantai," jelas pria ramah yang akrab disapa Edhi ini. Karena gear belakang harus dibuat lebih keluar, maka countershaft as dari mesin atau as transmisi yang jadi tempat melekatnya gear depan jadi ikut keluar juga. Punya New MegaPro panjangnya 153 mm, sedang Verza 164,9 mm.
Setelan rantai Verza tidak tepat di tengah (gambar kanan)
Lanjut ke depan, suspensinya punya diameter yang sama seperti New MegaPro. Begitu juga dengan peleknya, yang depan sama tapi yang belakang berbeda. "Belakang berbeda karena remnya masih teromol," tutur Edhi.

Lebar pelek palang 6-nya sama seperti New Megapro. 2.5 inci di belakang dan 1.85 inci di depan. Sedang ukuran bannya, 100/90-17 di belakang dan 80/100-17 di depan. Oiya, untuk versi pelek casting wheel, kedua bannya sudah tubeless. 

Sumber : (motorplus-online.com)

Friday 18 January 2013

Mengenal Aki Lithium, Punya Banyak Keunggulan!


Bukan hanya terdapat pada gadget, teknologi lithium pun kini merambah ke aki sepeda motor. Beberapa merek sudah beredar di pasar spare part lokal, seperti Ballistic, Racing Batteries, dan Shorai Power.

Ini merupakan baterai ultra ringan, bobotnya hanya seperlima dari baterai umum lead-acid, terang Andi, punggawa Dunia Moge yang juga sebagai sole distributor aki lithium Shorai Power. Dengan segala teknologinya, aki ini diklaim minim perawatan dan ramah lingkungan karena tidak menggunakan cairan acid. 

Aki jenis ini punya banyak keunggulan. Salah satunya karena dimensinya yang lebih kecil. Untuk modifikator yang hendak menyembunyikan posisi aki, atau keperluan balap yang membutuhkan aki dengan bobot lebih ringan bisa menggunakan aki jenis ini.

Meski kecil, aki lithium juga punya kekuatan yang enggak boleh dianggap remeh. Daya CCA (Cold Cranking Ampere) atau tenaga awal aki untuk melakukan starter cukup mampu digunakan pada motor berkapasitas mesin besar.

Saya sudah coba di Kawasaki ZX-6R, nyala mesin lebih cepat ketika distater, dan tegangan aki lithium lebih konstan, yakin Andi yang berkantor di Jalan Outer Ring Road, Mutiara Taman Palem, Blok C10 no 53, Cengkareng, Jakarta Barat

Tapi perlu diingat, tidak semua aki lithium punya CCA besar. Beberapa tipe aki lithium yang hanya memiliki spesifikasi ampere kecil tidak bisa digunakan untuk starter. Seperti merek Racing Batteries, untuk kapasitas 1,1 Ah enggak bisa untuk starter. Sedang untuk kapasitas 2,6 Ah dan 5,2 Ah baru bisa.

"Meski kecil cuma 1,1 Ah, tapi buat balap enggak ada masalah. Biasanya memang digunakan pada motor yang sudah menggunakan pengapian tipe total loss," jelas Paulus dari Aerospeed 23, penjual aki lithium Racing Battreies yang gerainya ada di Plaza de Lumina A-23A Taman Semanan Indah, Jakarta Barat.

Fitur lain adalah, ada beberapa merek aki lithium yang memiliki memori internal. Pada produk Shorai Power, sudah dilengkapi dengan eeprom (Electrically Erasable Programmable Read-Only Memory) yaitu komponen elektronik yang berfungsi untuk menyimpan data, serial number, tanggal pembelian sampai riwayat aki mampu direkam, 

Ini salah satu tanggung jawab kita ke soal garansi, kami akan ganti dengan yang baru bila terjadi kerusakan, kecuali di-short atau konsleting secara sengaja. Semua data ini akan terlihat saat dihubungkan ke komputer, urai Andi yang memberi garansi produknya selama 6 bulan.
Aki lithium bisa dipakai secara plug n play tanpa ubahan apapun dan tidak perlu dicas sebelum dipakai. Tapi, tetap bisa di charge ulang. Kalau untuk produk kami, harus menggunakan charger khusus, sambung Andi yang membanderol charger untuk Shorai sekitar Rp 1,2 juta.

Dari segi harga, aki lithium memang tidak tergolong murah. Harganya berkisar Rp 1,5 juta sampai Rp 4 juta. Wah, masih mahal..!!! Tapi punya banyak kelebihan. 

Sumber : (motorplus-online.com)