Pages

google ads

Wednesday 24 April 2013

Mengenal Saluran Pernapasan Karburator, Biar Tidak Tercekik

Bagi para pemakai motor yang masih mengandalkan karburator untuk supply bahan bakar, seharusnya tahu lubang-lubang yang ada pada komponen pengabut bahan bakar dan udara tersebut. Jadi, jika ada trouble alias masalah, langsung ketemu jalan keluarnya.

Di karburator, ada satu lubang yang berfungsi untuk menjaga tekanan udara di dalam floating chamber atau ruang bahan bakar. Saluran itu terhubung dengan udara luar, sehingga tekanan yang ada di dalam ruang pelampung pun sama dengan tekanan udara luar. So, macam saluran pernapasan.

Dengan tekanan dalam yang sama dengan udara luar, menjadikan bahan bakar lancar mengalir ke dalam ruang bakar. Proses pengabutan, jadi tak tersendat yang mengakibatkan engine seperti mau mati.

Akan tetapi, bisa menjadi masalah saat saluran tersebut tersumbat atau tertutup. Akibatnya, udara luar tidak bisa terhubung dengan ruangan dalam karburator.

“Jika saluran itu sampai tertutup, akan menyebabkan ruang dalam karburator yang berisi bahan bakar menjadi vakum,” buka Sukma Tjatur, salah satu instruktur di VEDC Malang, Jawa Timur.

Jika sampai vakum, akan berakibat bahan bakar tidak akan bisa tertarik secara sempurna. Sehingga, kinerja mesin akan terganggu.


Untuk itu, biasanya saluran ini dihubungkan dengan slang. Jadi, bisa terhindar dari kotoran maupun air yang bisa masuk ke dalam ruang karburator. Slang itu fungsinya vital, maka kita juga harus selalu menjaga kondisinya dari kotoran yang disebabkan oleh debu, oli maupun air hujan. Bahkan, air ketika kita mencuci motor. (motorplus-online.com)


Friday 19 April 2013

Pilihan Motor Sport Low End, Enjoy Buat Harian


Motor sport di kelas low end tergolong banyak pemainnya. Hampir semua agen pemegang merek punya produk yang menyasar di kelas ini. Antara lain dari pabrikan Jepang, Honda dengan New MegaPro dan Verza. Serta Suzuki yang lama mengandalkan Thunder 125.

Pabrikan non Jepang baik Korea maupun India yang bermain di kelas sport, rata-rata mengandalkan kelas sport low end ini. Sasarannya, biker yang berpindah dari bebek ke sport. Minerva ada 2 tipe, yaitu Minerva VX 150 dan Minerva X Road, lalu pabrikan India ada 3 tipe yaitu Pulsar 135, 180 dan TVS Apache RTR 160. Harga yang ditawarkan di kelas ini memang besda tipis dengan model sport yakni dikisaran 16-18 jutaan.

Dari banyaknya pabrikan yang bermain di kelas ini, dapat disimpulkan, pasar untuk sport kelas low ini tetap menarik. Karena pasarnya akan membesar. 
1. BAJAJ
Klaim dari pabrikan menyebutkan konsumsi BBM Pulsar cukup irit yakni di kisaran 40 km/liter. Walau begitu pabrikan asal india ini tergolong rajin dalam menawarkan fitur teknologi baru yang jarang ada di Indonesia. Salah satunya penggunaan dobel busi pada Bajaj 220  yang terbaru.

Soal spare part, Yossi dari Bintang Motor Sport, BSD Auto Parts Blok E No. 31, Jl. Letnan Sutopo, BSD, Tangerang Selatan, Banten, tidak merekomendasikan part substitusi. 

Misalnya sok belakang, produk aslinya sudah dilengkapi tabung gas nitrogen dari Bajaj Genuine Parts. Harga seken Bajaj Pulsar 135 tahun 2006 Rp 8,5 juta, Pulsar 200 tahun 2008 Rp 10 juta dan Pulsar 220 tahun 2011 Rp 11 juta.

2. TVS APACHE 140TVS seken di Jakarta tergolong jarang pemainnya. Seperti Fauzi dari Safir Motor di Jl. Basuki Rahmat No. 4, Cipinang, Jakarta Timur, yang mengaku belum pernah mendapatkan barang sekennya.

Ogy, Ketua TVS Motor Community menyebutkan jarang ada karena sayang kalau dijual. Untuk part substitusi, misalnya kampas kopling, bisa pakai milik Honda Tiger. 

"Termasuk filter oli, bisa mengadopsi punya Suzuki Smash atau Thunder 125," tambah Ogy. soal keiritan, Ogy yang sudah mencoba TVS dari Jakarta-Bali-Jakarta  menjamin 1 liter bisa 50 kilometer. "Itu pun saya pakai knalpot dobel lho. Kalau standar bisa lebih irit lagi," kagumnya pada motor kebanggannya.

3. HONDA
Honda Verza masih dalam kategori motor baru. Tetapi, mesinnya tidak jauh beda dengan Honda New MegaPro. Jadi, beberapa spare partnya bisa mengadopsi dari spare part Mega Pro. Nggak perlu khawatir kesulitan spare part.

Bedanya dengan New Mega Pro lama, pada sistem injeksinya dan head silinder-nya. "Pada Verza, head silinder dilengkapi sensor O2 untuk mendeteksi gas buangnya, sehingga gas buang yang dihasilkan lebih ramah lingkungan," terang Titut Winarto, kepala Bengkel Wahana Makmur Sejati di Jl. Gunung sahari, Jakarta Pusat.

Untuk sekennya masih sangat jarang, bahakan belom ada. "Di bengkel saja masih jarang yang servis," tambah Titut.

4. MINERVA
Pasaran seken Minerva di Jabodetabek tergolong kecil. Walau begitu model yang ditawarkan cukup menarik perhatian. Untuk Minerva X road dan VX 150 beberapa part bisa disubstitusi dari merek lain 

"Misalnya sokbreker belakang bisa pakai miliki Satria 120 atau NSR. karena panjangnya hampir sama. Tinggal menyesuaikan dudukannya," saran Joko Susilo, mekanik bengkel Minerva Kebon Jeruk di Jl. Panjang, Kebon Jeruk, Jkarta Barat.

Untuk part fast moving yang  lain Joko menyarankan tergantung dari kilometernya. Misalnya kampas rem belakang setipa 10 ribu kilometer serta servis berkala pada 20.000-25.000 km. Harga sekennya R 150 VX tahun  2009  Rp 6.000.000  (2010)  Rp. 9.500.000  dan (2011) Rp  11.500.000.

5. SUZUKI 
Dengan mesin paling kecil di kelasnya, tampilan Thunder 125 mirip motor sport kapasitas 150 cc. Motor ini tergolong irit, dalam pengetesan yang dilakukan MOTOR Plus award tercatat, Thunder 125 mampu lari sejauh 41 km per liter.

Kelebihan lain dari motor ini adalah kapasitas tangki yang cukup besar, yakni 14 liter. Untuk harga fast moving tergolong cukup murah, seperti saringan oli Rp 11 ribu, saringan udara di kisaran Rp 55 ribu. Untuk pasaran sekennya, Suzuki Thunder 125 memang dijual Rp 5,5 juta untuk tahun 2008, Rp 6 juta untuk 2009, Rp 7 juta untuk 2010 dan Rp 9 juta untuk 2011.

Sumber : motorplus-online.com

Sunday 14 April 2013

Similar Part Honda BeAT FI dan Honda Scoopy FI, Lihat Kesamaanya!


Bisa dibilang, kalau Honda Scoopy FI memiliki persamaan dari sisi engine dengan Honda BeAT FI. Meskipun, BeAT FI lahir lebih dulu di tahun 2012.

Tentunya, ingin tahu juga dong apa saja persamaan part dari kedua skubek berbeda genre itu. Sehingga, pemilik BeAT FI bisa mencomot komponen milik Scoopy FI. Begitu juga sebaliknya, owner Scoopy FI juga bisa mencomot milik BeAT FI. 
1. KEM + PELATUKKem atawa noken as di kedua skubek ini mengadopsi ADS (Auto Decompresion System) yang berfungsi untuk mempermudah proses starter agar lebih ringan. Dari bentuk, keduanya serupa alias similiar. 

Bahkan, durasi buka-tutup kem yang dimiliki juga idem alias sama. Klep isap akan membuka 5?? sebelum TMA dan akan menutup 30?? setelah TMB??. Sedang klep buang akan membuka 30?? sebelum TMB dan akan menutup -5?? setelah TMA. Persamaan juga terletak di pelatuk klep.

2. PULI + ROLLER
Layaknya BeAT FI, Scoopy injeksi juga dirancang agar memiliki akselerasi yang lebih cepat dari generasi terdahulu. Nah, untuk bagian roller baik itu BeAT FI dan Scoopy FI memiliki kesamaan dengan Honda Vario lama yang mengusung berat roller 13 gram. Rumah roller pun memiliki kode part KVB. 

Pemakaian part ini, mampu memanjakan putaran atas. Sedangkan buat puli belakang, memiliki kesamaan dengan Honda BeAT atau Scoopy generasi awal yang masih usung karburator.

3. SISTEM INJEKSIUntuk menginjeksi bahan bakar ke ruang bakar, keduanya dilengkapi dengan throttle body dengan diameter venturi 22 mm. Persamaan ini juga terletak di bagian injektor yang mengusung model 6 lubang untuk semburkan proses pengabutan di ruang bakar.

Tangki bensin yang dimiliki, memiliki persamaan volume. Yaitu, 3,7 liter. Bensin di tangki, siap dikirim oleh fuel pump dengan tekanan yang juga sama. Ya, 294 kPa atau setara dengan 43 psi. Dua skubek Honda ini juga dilengkapi dengan sensor oksigen alias O2 sensor di head silinder dan TP (Throttle Position) Sensor di throttle body. Begitu juga CKP sensor di magnet. Tapi, untuk timing pengapian, sedikit alami perbedaan advance.

4. BLOK SILINDER + PISTON

Keduanya, mengaplikasi sistem konfigurasi mesin yang sama. Yaitu, SOHC (Single Overhead Camshaft) 2 valve yang dilengkapi dengan bore alias diameter piston 50 mm dengan stroke alias langkah 55 mm. Sehingga menghasilkan volume silinder 108 cc. Rasio kompresi mesin, juga sama. Bermain di 9,2 : 1. 

Layaknya BeAT FI, jumlah sirip-sirip yang terdapat di Scoopy FI juga sama banyaknya. Sehingga bisa membuat mesin lebih adem. So, piston dan blok silinder keduanya bisa saling subsitusi alias tukar pakai tuh.

Sumber : motorplus-online.com

Wednesday 3 April 2013

Ini Rahasia X-Ride Lebih Responsif di Putaran Bawah!


Roller X-Ride yang kanan, lubang tengah lebih besar artinya lebih ringan. 
Meski mengaku tetap menggunakan mesin yang platform-nya sama dengan Soul GT, namun pihak PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) lewat press realese-nya mengklaim ada peningkatan respon di putaran bawah.

Akselerasi bawah dan tarikannya lebih spontan pada jarak 0 sampai 50 meter bila dibandingkan dengan Soul GT. Lalu dimana bedanya? 

"Secara prinsip kami menggunakan mesin yang sama dengan Soul GT," buka Bayu Astyawanto, dari Technical Service PT YIMM. 

Mesinnya tetap 115 cc, 4 langkah, 2 valve SOHC, berpendingin udara. Teknologinya sudah mengaplikasi injeksi YMJET-FI dengan Forged Piston dan DiAsil Cylinder.

Tapi ada setting ulang pada transmisi CVT-nya. Ternyata akselerasi yang lebih baik ini ternyata didapat dari penggunaan roller CVT yang lebih ringan. "Roller yang dipakai X-Ride 8 gram, sedang Soul GT 9,5 gram," beber pria ramah ini. 

Bila dibandingkan, roller pada X-Ride memiliki dimensi yang sama persis dengan Soul GT. Diameternya tetap 15 mm dan lebarnya 12 mm. Sehingga bisa saling tukar dengan Soul GT atau Mio J.

Tapi bobotnya yang berbeda. Cara membandingkannya secara visual gampang yaitu lewat material logam di tengah roller. Pada roller X-Ride yang lebih ringan, lubang di tengah lebih besar ketimbang roller Soul GT.

Sederhana kan! 
Sumber : motorplus-online.com

Detail Kaki-Kaki Yamaha X-Ride, Lebih Panjang dan Besar


Secara desain, Yamaha X-Ride terlihat lebih jangkung. Suspensinya bukan hanya tinggi tadi disetting istimewa. Nah, biar tahu lebih detailnya yuk baca terus!

Sejatinya, rangka dan kaki-kaki X-Ride dikembangkan dari Soul GT. Jadi meski berbeda akan lebih mudah bila membandingkan dengan Soul GT. Mulai dari suspensi dengan dulu ya. Secara keseluruhan, sokbraker depan X-Ride jarak mainnya lebih  panjang 20 mm bila dibandingkan dengan Soul GT.

"Diameter inner tube atau as sokbraker nya sama saja dengan Soul GT, cuma lebih panjang aja. Jadi lebih empuk," jelas Bayu Astyawanto, dari Technical Service PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).

Lanjut ke belakang, sama seperti depan, panjang sokbraker belakang ini lebih tinggi 20 mm ketimbang Soul GT. Yang istimewa adalah jenis sokbraker belakang yang dipakai yaitu twin tube. Sedang Soul GT masih single tube.

Perbedaan mendasar pada sokbraker jenis ini adalah punya dua tabung oli. Detailnya bisa dilihat pada gambar. Ketika proses kompresi, oli yang tertekan tidak hanya diam di satu tabung tapi disalurkan ke tabung dilapis kedua.

"Efeknya jarak main as sokbraker bisa lebih panjang. Makanya banyak yang bilang enak ya suspensinya," kekeh pria berkacamata ini.

Padahal bukan cuma itu keunggulannya, spring atau per sokbraker belakang ini juga berbeda. Punya dua kerenggangan, di atas padat dan yang bawah lebih renggang, diameternya juga lebih besar. Selain itu batang as sokbrakernya juga lebih besar yaitu 12,5 mm padahal Soul GT hanya 10 mm.

Efek dari sokbraker yang lebih panjang, ground clereance X-Ride juga jadi lebih tinggi yaitu 152 mm. Lebih tinggi 22 mm bila dibandingkan dengan Soul GT.

Satu lagi yang berbeda dari motor ini adalah engine mounting. Karena pelek lebih lebar, maka untuk menjaga kelurusan roda depan dan belakang mounting-nya digeser sedikit.

Pelek belakang motor ini punya lebar tapak 2,5 inci. Selain itu kembangan ban belakangnya juga berbeda. "Pattern ban berukuran 100/70-14 ini didesain khusus agar mampu membuang air dan kotoran lebih cepat dari ban biasa," beber Bayu.

Sumber : motorplus-online.com

Tentang DOT Minyak Rem, Beda Titik Didih dan Bahan


DOT yang menjadi standar dalam pemakaian minyak rem singkatan dari Departement of Transportation (DOT). Lembaga di Amerika ini mengetes berbagai hal mengenai transportasi. Salah satunya, standar minyak rem.

Untuk minyak rem, standar yang direkomendasikan DOT 3, DOT 4, dan DOT 5. "Ketiganya dibedakan berdasarkan titik didihnya," bilang Peter Dionisius dari PT Autochem Industry.

DOT 3 memiliki titik didih 205 derajat celsius,  DOT 4 titik didih lebih tinggi lagi. Yaitu, 230 derajat celsius. Ada lagi nih. Yaitu, DOT 5 yang titik didihnya 260 derajat C. Dan yang terbaru, ada DOT 5.1. Titik didihnya, 10 derajat C lebih tinggi dari DOT 5. Yaitu, 270 derajat celsius.

Selain titik didih, standar tersebut juga membedakan bahan dasarnya. "DOT 3, DOT 4 dan DOT 5.1 bahan dasarnya glycol esther. Sedangkan DOT 5 bahan dasarnya silicon," terang Dion, sapaan Peter Dionisius. Bahan silicon itu tak bisa bercampur dengan air.

 Selain campuran air, penggunaan DOT yang berbeda masih bisa dilakukan. Tetapi perlu dipertimbangkan kandungannya.  Penggantian dari DOT 3 ke DOT 4 masih dimungkinkan. Tetapi, kalau dari DOT 4 ke DOT 3, risikonya gak sepadan. Titik didihnya kan rendah, kemungkinan rem kurang pakem,  ujarnya.

Sedangkan dari DOT dari 4 ke 5 juga harus dipertimbangkan. Karena, bahan dasarnya beda. Kalau mau naik dari DOT 4, mending ke DOT 5.1 yang bahan dasarnya sama,  kata Dion. 

Sumber : motorplus-online.com

Tuesday 2 April 2013

Utilitas Rantai Motor, Kenali Jenis dan Kodenya!


Rantai yang sebagai pemindah daya dari putaran gear box ke roda, punya peranan penting pada tunggangan. Makanya pengendara harus kenal lebih jauh mengenai jenis keberadaan peranti ini. Seperti kode atau angka yang tercetak di kemasan rantai. Sebagai pemilik motor, harus tahu arti kode itu agar tidak salah pakai rantai.

Kode mengandung arti baik untuk kekuatan ataupun ukuran. Sehingga tidak salah pilih. Juga tahu peruntukannya. 

Subtitusi Gir Set 
Untuk kepentingan modifikasi, substitusi gir dan rantai kerap dilakukan. Buat kejar endurance atau biar awet, umumnya aplikasi ukuran yang lebih besar. 

Seperti Yamaha Scorpio yang aslinya pakai rantai 428 bisa aplikasi rantai lebih besar milik Honda tiger (520). Tapi, harus diikuti ubahan gir depan dan belakang,ÔÇØ ujar Ari Supriyanto dari bengkel Protehnics, Rempoa, Jakarta Selatan.  

Sedangkan buat kejar akselerasi, biasanya pakai rantai yang lebih kecil. Seperti pada  Yamaha Vega yang ukuran 428 diganti pakai ukuran 415 dari produk aftermarket. 

Misalnya; Osaki, Daytona atau SSS. Substitusi juga bisa pakai part orisinal Yamaha Vega ZR. Yaitu, 420. Sedang di Honda Supra Fit atau Supra X (100 cc) yang pakai rantai 428 ingin pakai rantai 420 milik Honda Blade atau Supra X 125. Tinggal ganti nap gir dulu, kalau gir depan tinggal pasang.

Jenis Rantai
Ada beberapa jenis rantai yang biasa diaplikasi pada motor baik jenis bebek ataupun sport. Nah, rantai roda yang umum dipakai ada beberapa  tipe 415, 420, 428, 428H dan 520. Untuk rantai di bawah 428, biasanya diaplikasi untuk jenis bebek. Sedangkan 428 dan 520 diaplikasi motor sport macam Scorpio (428) dan Tiger (520). 

Khusus buat Honda Supra X, dari pabriknya aplikasi 428. Untuk kepentingan modifikasi, substitusi gir dan rantai kerap dilakukan. Buat mengejar endurance atau biar lebih awet, umumnya aplikasi ukuran yang lebih besar. Seperti Yamaha Scorpio yang aslinya pakai rantai 428 bisa aplikasi rantai lebih besar milik Honda tiger (520).  

Kode Rantai Huruf
Selain angka, ada juga huruf. Seperti, kode rantai 420SB-102, 428H-116, dan 520V-106. Huruf SB berarti solid bushing. Solid bushing berarti bushing yang dibikin seperti pipa. Jenis bushing yang biasa seperti pelat ditekuk jadi seperti pipa. Huruf H artinya high tension yang membedakan bahan di pelat bagian dalam. 

Rantai dengan kode H berarti pelat dalamnya lebih tebal. Rantai berkode H punya daya tahan minimum tarikan beban 2,1 ton. Sedang tanpa kode H, 1,70 ton. Artinya huruf V, spesial. V, tanda ada sil penahan gemuk di dinding luar bushing. Bushing dengan kode V termasuk kategori solid busing.

Kode Rantai Angka
Biasanya ada 6 baris angka yang ada di kemasan rantai. Itu merupakan kode rantai yang tandai panjang dan lebarnya. Contohnya, 428-104. Angka yang berada di depan atau angka 4 menunjukan jarak antar pin. Pin merupakan selongsong yang menyambung antar pelat, ujar Ari Supriyanto dari bengkel Protehnics.  

Satu angka paling depan ada cara hitungannya sendiri. Kalau di depan angka  4, berarti 4/8 inci. Kalau dihitung, 1 inci sama dengan 25,4 mm. Berarti 4/8 x 25,4 mm yang hasilnya 12,5 mm. Jadi, rantai yang di depannya 4 jarak antar pinnya 12,5 mm.

Lantas, angka kedua dan ketiga punya arti jarak antar pelat dalam. Pelat dalam disebut juga inner plate yang posisinya tepat di bawah pelat atas. Kedua pelat ini, bisa kelihatan langsung pakai mata. Angka 28 berarti jarak lebar pelat 7,94 mm. Angka itu didapat dari tabel standar rantai.   

Setelah tiga angka yang tertera di depan, ada lagi angka yang menunjukan panjang rantai. Seperti 104 berarti panjang rantai 104 mata. Panjang rantai tidak punya satuan. Angka yang menunjukan panjang rantai, berarti jumlah mata rantai tempat masuknya gigi-gigi gir belakang dan depan. 

Sumber : motorplus-online.com