Pages

google ads

Tuesday 4 June 2013

Ragam Aplikasi Teknologi Mobil di Motor (Bag.2)


Sudah baca tulisan sebelumnya kan, tentang teknologi mobil yang kini ada di sepeda motor. Pada artikel yang bisa diakses dengan masuk ke link di sini , sudah dipaparkan tentang teknologi drive by wire, dua busi dan variable valve . Yuk simak teknologi yang lainnya..!!!

4. DOUBLE BUTTERFLY

Buat memaksimalkan kinerja mesin dan bahan bakar, di mesin injeksi terkini mulai mengakali dengan dua katup di throttle body. Misalnya, di VW Scirocco atau di Audi. Tetapi, di motor juga mulai diaplikasi. Misalnya di skubek Yamaha generasi terkini. Yaitu, Yamaha Mio J, Soul GT, Mio GT dan X-Ride.

Tetapi bedanya, di mobil terdapat butterfly alias katup dengan beda dimensi. Sedang di motor, punya dimensi katup yang sama. Cara kerjanya bisa dikatakan berbeda, tetapi tujuannya tetap sama. Yaitu, menekan konsumsi bahan bakar. ÔÇ£Pemakaian teknologi ini lebih diutamakan untuk motor matic. Hal ini untuk membuat konsumsi BBM tetap irit tetapi motor tetap kencang,ÔÇØ ujar M Abidin, GM Service & Motorsport PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).

Di motor, butterfly ini akan membuka secara bertahap sesuai kecepatan dan kebutuhan mesin. Ketika grip gas dibuka di bawah 10%, maka hanya katup depan saja yang membuka. Aliran udara dan bahan bakar pun dialirkan melalui saluran tertentu. Untuk di Yamaha, saluran ini disebut dengan slang passage. Tanpa melalui intake, campuran itu langsung diinjeksi ke lubang kecil di klep isap.

Tetapi, jika bukaan throttle lebih dari 10%, maka katup kedua yang ada di belakang akan ikut bekerja. Campuran bahan bakar dan udara pun kembali melewati intake. ÔÇ£Kinerja teknologi ini lebih efektif untuk pemakaian kendaraan di bawah kecepatan 60 km/jam,ÔÇØ sebut Abidin.

5. MULTI-KLEP
Teknologi multi-valve alias multi-klep, sebenarnya bukan teknologi baru. Sebab, sebelum tahun 1914 sudah ada yang aplikasi. Yaitu, Peugeot di mobil balapnya. Pengembangan terus berlanjut. Kini, tak hanya mobil saja yang aplikasi, tetapi motor juga.

Teknologi multi-klep ini juga tak hanya berlaku untuk mesin dua kem (DOHC), tetapi di mesin satu kem (SOHC) juga ada. Kalau di mobil, seperti Honda Civic tahun 1985 yang aplikasi tiga klep. Makanya, untuk 4 silinder bisa disesaki 12 valve. Oh ya, multi klep ini bisa berjumlah 3, 4 dan 5 klep per silinder.

Di motor, teknologi SOHC multi-klep ada di Yamaha V-ixion (4 klep), Piaggio LX 125 atau LX 150 (3 klep). Sedang buat DOHC, seperti di Honda CBR 150 & 250, Suzuki Satria F-150 dan Kawasaki Ninja 250. Antara DOHC dan SOHC multi-klep pun ,punya kelebihan masing-masing. Tetapi jelasnya, bisa bikin rpm mesin lebih tinggi.

6. BLOK SILINDER

Dari sisi engine, blok silinder juga ikut kena teknologi canggih. Selain di mobil, pemakaian silinder blok dengan bahan DiASil (Die Cast Aluminium Silicon) juga diaplikasi di motor. Seperti di Yamaha Jupiter MX 135 LC, V-ixion dan skubek generasi terkini. ÔÇ£Teknologi ini juga dipakai di mobil seperti Lexus,ÔÇØ sebut M. Abidin.

Bahan ini, mampu melepas panas lebih cepat. Selain itu, silikon yang ada di linner mampu menjaga clearance piston agar tetap sama. Baik itu dalam konsidi mesin panas dan mesin dingin. Kompresi mesin ikut terjaga.

Selain DiASil Cylinder, ada juga nikasil (nikel carbide silicon). Perannya, tak jauh berbeda dengan DiASil cylinder. Untuk nikasil, juga banyak diaplikasi mobil-mobil mewah atau mobil yang memiliki diameter piston besar. Bahkan, di Formula One alias F1 juga aplikasi. Friksi minim, power mesin jadi terjaga.

7. STOP SYSTEM

Teknologi ini, juga diaplikasi di beberapa mobil. Misal, Honda CR-Z. Buat menekan konsumsi BBM ketika kondisi macet, dengan menekan pedal rem selama 3 detik maka mesin akan mati. Menyalakan engine pun, cukup menginjak pedal gas.

Teknologi starter ini, juga dipakai di PCX dan Honda Vario Techno 125 PGM-FI ISS (Idling Stop System). Ketika part yang mempunyai 18 kumparan itu dialiri arus listrik, membuat alternator berfungsi layaknya medan magnet buatan. Adanya magnet ini, membuat gaya tolak dan menarik. Sehingga alternator yang terhubung poros engkol menjadi bergerak dan membuat piston naik-turun buat ciptakan kompresi.

Sebenarnya, bisa saja Vario 125 ISS menjadi motor hybrid. Layaknya di CR-Z, cukup menambah satu part lagi yang disebut IMA (Integrated Motor Assist). Part ini dapat menyimpan energi yang dihasilkan ketika proses pengereman. Nantinya, energi ini akan diubah jadi gaya gerak listrik sebagai penggerak. ÔÇ£Tak menutup kemungkinan ke depannya bisa diaplikasi di motor harian,ÔÇØ ujar Edhi.

Sumber : motorplus-online.com/ 

Ragam Aplikasi Teknologi Mobil di Motor (Bag.1)


Bahan bakar dari fosil, semakin terbatas keberadaannya. Selain itu, harga jualnya pun semakin mahal. Maka itu, produsen kendaraan saling berlomba menghasilkan kendaraan yang irit bahan bakar (BBM), tapi tetap memberikan power besar.

Tak sedikit teknologi di roda empat dibuat demi menekan konsumsi BBM. Mengingat, kondisi perkotaan yang makin sarat kemacetan. Jika sebelumnya satu liter sanggup menghantar mobil hingga jarak 10 km, maka karena macet sanggup 7 km/ liter. Terbayang sudah berapa liter pemborosan yang terjadi pertahun. Belum lagi, emisi gas buang yang ikut tinggi.

Tetapi, selain di mobil teknologi itu kini juga mulai diaplikasi di motor alias roda dua. Tanpa disadari, keberadaan teknologi itu pun mulai akrab di motor harian. Tak sekedar motor balap saja.

Lewat teknologi-teknologi ini, motor pun jadi lebih irit. Bahkan, tidak menutup kemungkinan kalau ke depan tercipta motor hybrid massal. Tentunya, sobat ingin tahu apa saja teknologi yang sudah dan tak menutup kemungkinan bakal diterapkan. Ini dia! 
1. THROTTLE BY WIRE
Untuk menggerakkan katup di throttle body agar mampu menyemburkan bahan bakar dan udara, sebagian mobil sudah mengaplikasi throttle by wire. Teknologi ini, sudah tak menggunakan kerja mekanis dengan menggunakan kabel gas sebagai part penggerak butterfly throttle body.

Seperti diaplikasi di Nissan Livina, peran kabel digantikan sensor yang ada di pedal gas. Cara kerjanya mirip potensiometer layaknya volume buat mengatur audio. Perubahan tegangan ini yang akhirnya diterima ECU sebagai informasi, buat atur bukaan butterfly. ECU Juga, memberikan perintah ke injektor untuk jumlah injeksi bahan bakarnya.

Maka itu, tujuan pemakaian teknologi ini juga sebagai salah satu faktor efisiensi konsumsi BBM. Teknolgi ini juga diaplikasi di moge. Sebut saja Ducati. Pabrikan motor asal Italia ini juga sudah aplikasi teknologi ride by wire di Diavel dan 1198 Panigale.

2. DUA BUSI
Mungkin sobat familiar dengan Honda Jazz tipe i-DSI (intelligent-Dual Sequantial Iqnition). Mobil ini, mengaplikasi dua busi untuk tiap satu silinder. Tujuannya, untuk pembakaran yang sempurna dan efisien juga emisi gas buang yang lebih bersih.

Nah, di motor, Bajaj Pulsar juga aplikasi teknologi serupa. Di Bajaj, akrab dengan sebutan DTS-I (Digital Twin Spark-ignition). Prinsip kerjanya keduanya tetap sama. Yaitu, antara busi yang satu dengan yang lain, memiliki perbedaan waktu buat percikkan api. Sehingga pembakaran lebih sempurna. Proses ini, diatur CDI yang sudah diprogram sejak awal.

Selain digital CDI, proses meletiknya busi juga bisa dipantau dan dikontrol dari TRICS III (Throttle Responsive Ignition Control System). Peranti ini, berfungsi buat memajukan dan memundurkan pengapian sesuai kecepatan dan beban yang berbeda.

3. VARIABLE VALVE TIMING
Teknologi ini, mulai akrab dikenal di mobil. Perannya, mengatur waktu bukaan klep alias katup. Bisa di klep isap dan buang. Penamaannya di tiap pabrikan mobil, bisa berbeda. Misalnya di Toyata, dikenal dengan istilah VVT-i, Honda dengan panggilan V-TEC, Mitsubishi dengan sebutan MIVEC. Teknologi ini pun terus berkembang.

Cara kerjanya camshaft intake bisa digeser melalui tekanan oli. Ketika rpm rendah, camshaft digeser agar saat penekanan katupnya dilambatkan (retard; red). Begitu juga sebaliknya, ketika rpm tinggi camshaft digeser ke arah lebih cepat (advance; red), ujar Iwan Abdurahman, Technical Support Dept PT Toyota Astra Motor (TAM), produsen mobil Toyota di Indonesia.

Dalam pemakaiannya, ECU yang memerintahkan untuk menggeser kem tersebut, agar sesuai kebutuhan. Untuk aplikasi teknologi ini, butuh dukungan dari beberapa part termasuk sensor. Yaitu; controller yang bertugas menggeser advance atau retard, sensor posisi kem, sensor air pendingin mesin, oil control valve dan sensor posisi kruk as. Teknologi ini diaplikasi dengan tujuan mendapatkan power yang lebih baik, lebih hemat bahan bakar dan emisi gas buang lebih bersih,tambah Iwan.

Di motor, motor besar seperti Honda Goldwing dan CBR sudah memakai teknologi seperti ini. Tujuannya, untuk menekan konsumsi bahan bakar dan power yang lebih baik, timpal Sarwono Edhi, Technical Training Development PT Astra Honda Motor (AHM). Motor harian kapan nih?

Sumber : motorplus-online.com/