Pages

google ads

Wednesday 28 August 2013

Nih Beda Posisi Soket CDI Satria F150 Baru dan Yang Lama!


Satria F150 terbaru hadir dengan perubahan desain dan beberapa spesifikasi teknis, salah satunya adalah CDI. Kalau sebelumnya pakai merek Denso, sekarang menggunakan Mitsubishi. 

ÔÇ£Iya, cuma ganti vendor dan posisi kaki berubah, timing pengapiannya sih sama aja,ÔÇØ terang Hariadi, Service & Outboard Assistant to Section Head PT Suzuki Indomobil Sales.

Dengan posisi kaki berbeda, New Satria tak bisa langsung pakai CDI generasi sebelumnya, termasuk juga CDI racing-nya. Kalau main colok tentu saja enggak bisa bekerja, atau malah CDI langsung rusak karena korslet.

Tapi kalau pemakai New Satria ngebet ganti CDI, bisa kok asal tahu posisi kaki CDI yang baru. Kalau sudah tahu tentu tinggal pindah kaki-kaki di soketnya. 

Mau tahu posisi kaki-kaki CDI New Satria dan Satria generasi sebelumnya? Nih kami paparkan posisinya. Oh iya, ini khusus New Satria dan Satria berlampu AHO ya, karena generasi sebelum AHO beda lagi. (motorplus-online.com)

Satria F150 AHO - Denso

A: Pulser
B: Kosong
C: Aki
D: Takometer
E: Ground
F: Koil

New Satria F150 - Mitsubishi

A: Aki
B: Ground
C: Koil
D: Pulser
E: Kosong
F: Takometer


Sumber : motorplus-online.com

Tuesday 27 August 2013

Sejarah Honda Tiger 2000, Si Macan yang Panjang Umur


Sejak pertama kali dirilis PT Federal Motor 1993, Honda Tiger 2000 yang punya nama resmi GL 200 langsung jadi trendsetter. Karena saat itu Tiger adalah motor produksi dalam negeri dengan kapasitas mesin terbesar. 

Menjadi top of the line membuat harga motor ini paling mahal di keluarga Honda. Sebagai informasi saat itu Tiger 2000 dibanderol mendekati Rp 8 juta, padahal Astrea Grand bisa ditebus dengan duit Rp 3 juta lebih sedikit.

Saat itu Tiger 2000 menjadi motor dengan segmen berbeda dibanding kompetitornya yang fokus di mesin 2-tak seperti Yamaha RX-King, punya posisi berkendara yang tegak sehingga pas buat diajak jalan jauh. Alhasil Tiger 2000 disukai banyak klub motor sebagai andalan menjelajahi nusantara.

Apalagi basis mesin dari keluarga GL Pro Neo Tech ini termasuk tak rewel dirawat. Apalagi banyak komponen bisa tukar pasang dari keluarga CB 100, GL 100 dan GL Pro CDI. Contoh kecil seperti tali kopling dan kampas kopling, bisa memakai punya saudara Tiger 2000 yang pastinya memudahkan ketika turing ke pelosok pedesaan.

Sebaliknya karena desain mesin Tiger masih mirip-mirip dengan CB 100, maka menjadi lumrah kalau komponen silinder, kepala silinder, kruk as, gigi primer sekunder sampai gigi rasio Tiger 2000 dipasang di saudara tuanya agar kembali garang.

Saking larisnya, Tiger 2000 masih diproduksi sampai sekarang karena memang peminatnya masih ada, kabarnya ada 20.000 angota klub khusus Tiger. PT Astra Honda Motor cukup berhati-hati mencari model pengganti buat motor legendaris ini. Berarti Sang Macan sudah dibikin selama 20 tahun dan menjadi satu-satunya lini produk Honda di 90’an yang masih terus dibikin sampai sekarang. Wow!

1993

Proses evolusi ini bisa diikuti dari perubahan bodi Tiger 2000 sejak pertama muncul di 1993 dengan lampu depan bulat dan lampu belakang satu bohlam, behel model kanan-kiri dan logo Tiger 2000 dari stiker di tangki. 

1997

Selanjutnya di 1997 ada revisi logo Tiger 2000 diganti bahan logam dan batok lampu depan plus lampu sein berlapis krom.

1998
Di tahun 1998, ada versi casting wheel palang enam mendampingi pelek jari-jari, kedua pelek ini berukuran 18 inci. Mendekati awal abad 21 mulai muncul kompetitornya seperti Suzuki Thunder 250 dan Yamaha Scorpio. 

2005
Sehingga pada 2005 ada revisi lagi dengan lampu belakang model 2 bohlam sejajar dan headlamp memakai reflektor pola berlian dan behel pegangan menyambung kanan-kiri.

2006

Setahun kemudian, muncul Honda Tiger Revolution Cruiser. Perubahan pada desain tangki dengan sayap samping, bodi belakang runcing, tambahan mini visor di lampu depan, lampu belakang multireflektor, sok belakang dengan tabung tambahan dan knalpot berpelindung panas plus SASS (Secondary Air Supply System).

2008

Di 2008, tagline Honda Tiger berubah jadi Legendary Ride, New Spirit dengan ubahan minor di lampu depan, spidometer, lampu belakang dan pelindung knalpot sebagai penyegaran. Karena lampu depan gabungan model bulat dan kotak, seri ini disebut Tiger Asimetris atau Picek (buta sebelah).

2010

Tapi, ternyata permintaan lampu model bulat masih ada. Sehingga di 2010 kembali muncul Tiger dengan lampu bulat di samping model asimetris. Yang unik untuk penamaan warna bodi memakai nama gunung di Indonesia seperti Black Bromo, Red Krakatau, Grey Leuser sampai White Cartenz.

2012

Revisi terakhir ada di Tiger 2000 keluaran 2012. Menawarkan empat warna dan stripping baru mewakili karakter klub motor seperti Respect Red, Trust Violet, Loyal White dan Unity Black. Bisa jadi ini generasi terakhir sambil menunggu Tiger yang total baru dengan sistem injeksi. (motorplus-online.com)

Monday 26 August 2013

Warna Cahaya Lampu HID

Lampu HID, Beda Warna Beda Efek
Mau pasang lampu HID (High Intensity Discharge)? Baca dulu yang satu ini buat panduan.

Ukuran temperatur warna cahaya, dinyatakan dalam satuan derajat Kelvin (K). Makin besar derajat Kelvin, warna obyek semakin putih. Sebaliknya, jika semakin kecil Kelvin yang diusung, maka terlihat makin kuning. Biasanya, untuk HID aplikasi mulai dari dari 2.000K hingga 12.000K. Tapi, umumnya dari 3.000 - 10.000K yang paling sering dipakai.

Beda angka tentu bakal beda pula ‘wujud’nya. Lampu 35 watt dengan derajat 2.000 K berwarna agak kemerahan atau orange. Lalu, kisaran 3.000 - 4.000K, warnanya jadi kuning keemasan.

Pada 5.000K, akan berwarna kuning terang. Dan, di 6.000K, berubah warna putih. Sedangkan pada 7.000 - 8.000K, warna berubah menjadi putih kebiruan.
Nah, bohlam berderajat 10.000K dengan 35 watt, warnanya biru terang. Sedang jika diganti 55 watt, warna berubah agak keunguan. Dari semuanya, terlihat jelas yang beda ada di warna cahaya.

“Sekarang, yang lagi jadi favorit 8.000 Kelvin. Warnanya putih terang kebiruan. Padahal, lampu ukuran itu kurang baik pada saat hujan,” tutur Gunawan selaku partner di BullAES.

Menurut Gunawan, lampu yang pas buat harian itu di kisaran 3.000 dan 4.300K. “Enak buat segala cuaca. Karena kurang lebih cahayanya sama dengan bohlam standar, jadi pas,” tambahnya.

Yup, meski warna cahaya hampir sama dengan lampu bawaan motor, tetapi jelas lebih terang dan safety. Beda dengan warna putih. Jika riding di hujan atau berkabut, pancaran cahayanya akan sama dengan kabut ataupun air hujan. Seolah, cahaya lampu diserap keadaan sekitar. Hal ini, berbeda dengan warna kuning. Warna cahaya ini akan bisa nembus, lantaran warnanya yang kontras. Warna biru sendiri, kurang terlihat jelas pada situasi tersebut.

Nah, gimana kalau ingin tambahkan terangnya? Pakai ballast 35 watt, tetapi dinaikkan menjadi 55? Bisa-bisa aja bro. Hanya kelemahannya, usia bohlam jadi lebih cepat aus. Kalau biasanya standar pabrikan 3.000 jam, ini paling hanya bertahan 1.500 hinga 2.000 jam saja.
Mengganti bulb ke watt yang lebih besarpun, akan berpengaruh pada warna. Biasanya warna akan turun, karena daya nya bertambah. Contoh, bohlam 6.000K menggunakan ballast 55 watt. Maka warna tidak lagi putih terang, tetapi jadi agak kuning seperti 4300K. Intinya, warna akan berbeda sesuai ukuran derajatnya.

Buat urusan harga, ballast HID 35 watt dijual Rp 150 ribu. Sedangkan kalau pengen pakai 55 watt, dipatok harga Rp 400 ribu. Itu belum termasuk lampu. Biasanya, semua produk juga ada garansi 6 bulan. Rusak, ganti baru.

Sumber : motorplus-online.com/