OTOMOTIFNET - Honda Revo 100 cc, masih jadi favorit motormania. Maklum, selain tampilannya sporti, mesin juga bandel dan irit. Tapi di balik itu, menurut penggunanya mesin yang digendong kurang nendang.
Sebab jika dibanding motor sekelas, mesin Revo paling imut. Tepatnya hanya 97,1 cc, bandingkan dengan pesaing yang berkisar 110 cc.
Namun tenang, buat meningkatkan performa Revo ternyata tak susah. Sudah dibuktikan Noviandi dari bengkel Blaster, di Perumahan Pamulang Permai I Blok B5 No.6, Pamulang, Banten.
Dengan dana tak sampai Rp 1,5 juta, tenaga meningkat 1,1 dk. Lalu torsi naik 2,27 Nm, dan tercapai pada putaran mesin rendah (4.851 rpm), sangat cocok untuk jalan perkotaan yang stop & go atau yang suka akselerasi cepat. Makin gesit cuy…
Piston Kaze, coakan mesti diperdalam |
Karburator Honda Win, Dudukan Sama |
Koil berkemampuan tinggi menyumbang kenaikan tenaga |
Knalpot pilih yang freeflow |
Pengukuran tenaga dan torsi pakai dynamometer merek Sport Devices tipe SP1 milik AHRS di Depok, Jabar. Lalu, apa saja ubahan yang dilakukan mekanik biasa disapa Novi ini? Yuk kupas satu per satu.
Blok & Kepala Silinder
Blok silinder dijamah pertama. Mengejar volume makin besar, piston standar digantikan punya Kawasaki Kaze berdiameter 53 mm. Sehingga volumenya kini jadi 109,2 cc.
Pemasangan tak banyak kendala, hanya perlu memperdalam coakan di kepala piston sebanyak 1 mm agar tak benturan dengan klep.
Kepala silinder dibubut 0,8 mm. “Agar kompresi naik, konsekuensinya harus ‘minum’ BBM dengan oktan minimal 92,” terang mekanik ramah ini.
Lubang masuk dan buang diporting dan polish. Klep tetap pakai standarnya, hanya per yang besar diganti pakai milik Suzuki Shogun 125. “Lebih keras untuk mencegah floating,” lanjutnya.
Noken As
Peranti pengatur waktu dan angkatan buka-tutup klep ini mengalami sedikit modifikasi. “Bagian pantatnya dibubut 1 mm,” papar mekanik yang mantan pembalap ini. Sayang, Novi tak mengukur durasi kem hasil olahannya.
Karburator
Diganti yang berventuri lebih besar. Namun bukan produk aftermarket, Novi lebih memilih milik Honda Win. Selain venturi lebih besar (18 mm), dudukan juga sama, sehingga intake manifold bisa tetap pakai aslinya. Boks filter pun masih terpasang, hanya busanya dilepas biar plong.
Pengapian
Mengalami ubahan cukup banyak. Pertama sistem diubah jadi DC pakai CDI milik Suzuki Shogun 110 yang sudah terkenal andal dan no-limiter. Konsekuensinya sensor pulser di magnet harus diubah seperti milik Shogun.
“Jadi 14 mm,” jawabnya singkat. Arus yang telah diatur CDI selanjutnya diumpankan ke koil merek Blue Thunder.
Knalpot
Salah satu jurus agar tenaga maksimal adalah dengan memperlancar aliran gas buang. Caranya, menggunakan knalpot tipe free flow.
Kopling
Perlu dimodifikasi. Pertama, pakai per kopling aftermarket yang berkarakter lebih keras. Kedua, mengubah sistemnya jadi manual.
Part dan jasa | |||
Piston, korter +ring | 150.000 | ||
karburator | 150.000 | ||
Knalpot 3D1 | 250.000 | ||
CDI | 350.000 | ||
Per klep | 70.000 | ||
Per kopling CLD + ubahan manual | 150.000 | ||
Koil | 165.000 | ||
Jasa | 200.000 | ||
Total | 1.485.000 | ||
Data performa | |||
standar | Upgrade | Kenaikan | |
Tenaga | 7,3 dk / 8.000 rpm | 8,4 dk / 7.055 rpm | 1,1 dk |
Torsi | 7,25 nm / 6.000 rpm | 9,25 nm / 4.851 rpm | 2,27 nm |
Blaster | 021-92567094 |
Sumber : ototips.otomotifnet.com
No comments:
Post a Comment