Pages

google ads

Saturday, 1 January 2011

Aplikasi Motif Kepang di Pelek Jari-Jari, Jangan Asal Kepang, Cuy!


Model kepang jari-jari. Ada berjajar tiga

Jakarta - Saling silang di jari-jari sama seperti rambut cewek ABG tempo dulu. Rambut disusun agar terlihat rapi. Model kepangnya juga beragam. Pada jari-jari motor pun sama. Bedanya, cara kepang tidak boleh sembarang, cuy! Sebab, jari-jari punya fungsi menahan bobot roda dan kenyamanan berkendara.

Untuk motor standar ada jenis kepang 4 dan kepang 6. Untuk motor bebek kepangnya 6. Sedangkan untuk motor sport lawas seperti Honda CB yang punya kepang 4. Perbedaaan ini didasarkan pada banyaknya jari-jari yang digunakan juga silang pada tiap lubang pada pelek.

Untuk kepang 4 jumlah jari-jarinya sebanyak 28 biji ada 4 lubang jari-jari menyilang pada pelek. Kepang 6 sebanyak 32 atau 36 biji dan 6 lubang jari-jari menyilang di lubang pelek.

Perkembangan selanjutnya, terjadi pada motor modifikasi. Event contezt modifikasi imembuat modifikator terus melakukan eksperimen. Termasuk dalam hal membuat tampilan di sektor ban.

Modifikasi ini dengan mengebor rim standar. Lalu dibentuk sesuai keinginan modifikator atau pemilik motor, jelas Wahadi, mekanik Edy Motor, pebengkel jari-jari.

Unsur estetika dan tampilan jadi titik perhatian. Dan biasanya, modifikator hanya melihat dari sisi itu.


Nipel mempengaruhi kekuatan

Kalau dilihat manis. Tapi, ini tidak bagus untuk dikendarai. Tapi untuk tingkat kenyamanan rendah, yakin Wahadi.

Dari sekian banyak model jari-jari, ia memperhatikan beberapa ciri kepang. Pertama, miring berjajar tiga, jari-jari berulir atau ada juga yang model rapat dengan jumlah jari-jari 72 batang.

Semuanya itu bukan standar. Dan kalau untuk harian tidak disarankan, jelas pria yang mangkal di Jl. Palmerah Utara No. 89, Jakarta Pusat.

Dari pengalaman Wahadi terhadap jari-jari modif ini adalah kesulitan untuk membalance lingkar roda. Terutama ketika mengencangkan jari-jari itu. Tentu harus sekaligus mempertimbangkan keseimbangan dengan cara memutar jari-jari pada alat balance, katanya.

Apalagi untuk jari-jari rapat dengan jumlah 72 ini. Saat membuat lubang, terkadang si pembuat tidak mempertimbangkan sudut lubang. Banyak yang terlalu lurus. Akibatnya jari-jari sering kendur bahkan patah, kata pria yang sudah 30 tahun menekuni servis jari-jari.

Menurut Edi Surya, spesialis jari-jari di Jakarta Timur, paling benar model kepang jari-jari ya yang sudah dibuat produsen. Di luar itu, urusan daya tahan jelas dipertanyakan.

“Paling cuma buat gaya aja. Kalau dipakai harian atau balap enggak bisa tahan lama, yakin Edi Surya dari Bumen Motor.

CARI PALING KUAT

Wahadi. Standar tetap terbaik

Menurut Edi Surya dari Bumen Motor, sebenarnya paling penting bukan jenis kepangan jari-jari. Tapi, memperkuat jari-jari paling utama ada pada dimensi nipel. Cari yang besarnya sesuai dengan diameter jari-jari. Semakin besar semakin kuat dan dipastikan tahan, tutur Edi.

Batang besi ini punya ukuran dan panjang beragam. Ukuran pelek dan diameter teromol pada tiap motor yang berbeda. Semisal ukuran 10 x 159 yang umum dipakai untuk roda belakang bebek. Angka 10 artinya panjang ulir di ujung jari-jari adalah 10 mm. Sementara 159 itu punya maksud kalau panjang total jari-jari itu adalah 159 mm.

Ukuruan lainnya adalah diameter batang jari-jari, paling kecil diameter 2,5 mm yang dulu dipakai di Honda C70, 2,9 mm lazim di roda depan bebek. Trus 3,1 mm jatah pelek belakang bebek. Terakhir atau yang paling besar adalah 3,2 mm atau yang biasa dipakai untuk Honda Tiger atau Binter Merzy.

Kebanyakan orang memodifikasi dengan menggunakan jari-jari yang besar. Tentunya harus disertai dengan memperbesar lubang jari-jari. Termasuk kalau ingin berkreasi membuat pola di saat pemasangan jari-jari. Tetunya yang beda dari standar seperti tegak lurus, kipas atau jaring. Ini musti paham dengan ukuran panjang jari-jari yang beragam biar enggak salah beli.

“Buat harian, paling bagus model standar dengan langkah enam. Maksudnya sepasang jari-jari menyilang di tiap enam lubang di pelek, sebut Wahadi. (motorplus.otomotifnet.com)

Sumber : ototips.otomotifnet.com

No comments:

Post a Comment