OTOMOTIFNET - Motor injeksi didesain pintar, semua hal yang berkaitan dengan pembakaran diatur ECU. Baik suplai bahan bakar maupun pengapian diatur presisi. Sehingga efisiensinya tinggi.
Namun di balik kecanggihannya itu, ternyata merepotkan bagi yang doyan otak-atik motor. Lantaran sulit saat akan dibikin kencang, meskipun mesin sudah dikorek namun suplai bahan bakar dan pengapian tetap terprogram ECU.
Misal saat akan memperbanyak bensin, jika di motor berkarburator tinggal memperbesar ukuran spuyer. Nah jika di sistem injeksi lebih rumit. Memang bisa sedikit diatasi dengan setting ulang CO dengan FI-Diagnostic Tool. Namun cara ini tak praktis, dan alatnya hanya dimiliki bengkel resmi.
Nah makanya perlu alat penipu, atau yang biasa disebut piggyback. Peranti ini berfungsi untuk menipu sinyal dari sensor sebelum masuk ECU, sehingga suplai bensin bisa diset secara gampang mau dibikin miskin (lean) atau kaya (rich).
Di pasaran memang belum ada yang menjual khusus V-Ixion. Namun tak lama lagi hadir buatan Koso. “Saat ini masih riset, nanti awal 2011 akan diedarkan,” terang Koh Awi, pemegang merek Koso. Harganya dipastikan di bawah Rp 1 juta.
Pmasangan secara seri pada kabel MAP sensor |
Meskipun masih prototype, OTOMOTIF berkesempatan mencobanya. Biar afdol sekalian dilakukan pengukuran pakai dynamometer milik PT Global Motorindo, sehingga perubahan performa benar-benar terukur secara real.
Oh iya, piggyback buatan Koso ini didesain simpel. Hanya kotak kecil dengan 4 kabel, di bodinya terdapat garis-garis menunjukkan tingkat suplai bensin. Di tengahnya ada LED biru yang menunjukkan bahwa alat sudah bekerja.
Pemasangannya gampang. “Sambung secara seri pada kabel MAP sensor,” terang Fidelis, salah satu mekanik spesialis V-Ixion yang dipercaya melakukan riset.
Berarti memutus kabel pink setrip putih yang akan masuk ECU. Kabel putih sambung ke yang masuk kabel bodi, yang kuning sambung ke yang masuk ECU. Sedang kabel merah masuk ke arus positif, kabel hitam ke ground.
Nah bagaimana hasilnya? Saat kondisi standar tenaga V-Ixion terukur 13,1 dk/8.412 rpm dan torsi 11,56 Nm/7.408 rpm. Setelah dipasang, berdasarkan hasil uji coba Fidel, knop diposisikan paling miskin (lean).
Hasilnya cukup mengagetkan karena tenaga naik jadi 13,5 dk/8.722 rpm sedang torsi 11,86 Nm/7.389 rpm. Kemudian naikkan posisi lebih kaya satu strip, tenaga kembali naik menjadi 13,7 dk/8.591 rpm dan torsi 11,96 Nm/7.543 rpm.
Ingin tahu bagaimana hasilnya jika dibikin lebih kaya, kali ini coba langsung naik 2 step. Wah ternyata tenaga malah turun, menjadi 13,4 dk/8.543 rpm torsi 11,86 Nm/7.556 rpm. “Respon mesin juga lambat, terasa terlalu kebanyakan bensin,” terang Teddy Cong, mekanik yang mengoperasikan dynamometer.
Ditunggu kehadirannya!
No comments:
Post a Comment