OTOMOTIFNET - Gaung uji emisi untuk motor makin gencar. Banyak cara membuat tunggangan kesayangan bisa lolos uji dan terima buku rapor lulus emisi gas buang.
Dari cara konvensional hingga yang advance, ada metode sederhana untuk mengoreksi sisa gas buang agar memiliki CO dan HC rendah.
Untuk beberapa tipe motor baru, pabrikan sudah melengkapi setiap mesin dengan pemasok udara segar yang disalurkan ke kepala silinder.
Asap knalpot bisa rendah emisi. Pada produk Yamaha biasa disebut AIS (Air Induction System) atau di Suzuki dikenal istilah PAIR (Pulsed-secondary Air Injection System).
KOREKSI AFR
Lantas bagaimana dengan motor lawas yang belum dilengkapi air induction system? Masih berembel-embel memasok udara segar, cara sederhana ini berupa penyuntikan (injeksi) udara segar melalui intake manifold. Memiliki kemiripan konsep dalam hal mensuplai udara segar tetapi lewat intake yang biasa disebut air bleeding.
Prinsip kerjanya adalah mengoreksi AFR (air to fuel ratio), agar pembakaran bisa sempurna akibat campuran bahan bakar yang ideal. “Hasil pembakaran yang baik di ruang bakar, sisa gas buang yang keluar lewat knalpot juga terkoreksi dan menghasilkan polutan rendah,” jelas Samuel dari komunitas Yamaha Nouvo Jakarta Selatan.
Bermodal slang karet dan keran plastik untuk aquarium, cara ini dianggap efektif menurunkan kadar emisi gas buang. Cara pemasangannya pun sederhana karena hanya memanfaatkan napel di intake manifold yang lazim dipakai untuk membran penyalur bahan bakar.
Perangkat T-juntion, slang karet dan one way valve | Puter keran hingga mencapai emisi terendah |
Tinggal cabang napel di intake manifold dengan T-junction bermaterial plastik atau kuningan, tancapkan slang karet dan sumbat ujung slang dengan keran aquarium. Biar lebih afdol, tambahkan one way valve pada slang karet agar tak ada udara dari intake yang keluar tetapi udara dari luar bisa masuk ke intake.
Emission tester, membantu setingan dan emisi gas buang yang pas |
Setelah terpasang, hidupkan mesin sambil putar keran sedikit demi sedikit. Indikasi udara luar sudah berhasil masuk ke dalam intake manifold ditandai pembesaran rpm mesin (stasioner).
Dibarengi pengetesan menggunakan emission tester, putarlah keran secara perlahan sampai didapat emisi CO dan HC terendah. Dari uji emisi di Yamaha Nouvo 2004, terjadi perubahan CO, HC dan CO2 setelah keran dibuka 1/8 putaran.
Dari kondisi awal (keran terutup), CO: 0,13%, HC: 322 ppm dan CO2: 3,7% menjadi CO: 0,11%, HC: 275 ppm dan CO2: 3,3%.
Sementara aturan yang diberlakukan BPLHD (Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah) Provinsi DKI Jakarta, untuk motor pembuatan di bawah 2010, CO: 5,5%, HC 2.400 ppm.
Not bad!
Sumber : ototips.otomotifnet.com
No comments:
Post a Comment